Kamis, 21 April 2011

Pengaruh kelompok sebaya

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Kita berbicara mengenai kelompok sebaya dan sosialisasi sangatlah menarik. Mengapa ?, karena kita akan mengetahui sejauh mana pengaruh teman sebaya kita terhadap perkembangan kepribadian dan mobilitas sosial suatu masyarakat. Yang telah kita ketahui bahwa Kelompok sebaya adalah lingkungan kedua setelah keluarga, yang berpengaruh bagi kehidupan individu. Terpengaruhnya tidaknya individu dengan teman sebaya tergantung pada persepsi individu terhadap kelompoknya, sebab persepsi individu terhadap kelompok sebayanya akan menentukan keputusan yang diambil nantinya.
Sedangkan Proses membimbing individu ke dalam dunia sosial disebut dengan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan dalam berbagai kelompok khusus. Sosialisasi dapat dianggap sama dengan pendidikan.
Dengan masalah itulah kami ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai masalah ini, guna mandapatkan pemahaman yang benar tentang kelompok sebaya dan sosialisasi. Dan mudah-mudahan makalah yang sederhana ini bermanfaat khususnya untuk penulis. Kritik dan saran tetap kami minta untuk menyempurnakan makalah ini. Atas perhatiannya terimakasih……….!!!!!!!
  1. Rumusan masalah
1.      Apa itu sosialisasi ?
2.      Bagaiamana prosesnya ?
3.      Dan apa itu kelompok sebaya ?
4.      Adakah jenis dari kelompok sebaya ?
5.      Apakah fungsi kelompok sebaya bagi individu ?
  1. Tujuan Punulisan
1.      Sebagai penuhan atau tuntutan tugas pada mata kuliah sosiologi pendidikan
2.      Ingin mengetahui sosialisasi itu apa dan bagaimana prosesnya.
3.      Penulis tentunya ingin mengetahui apa itu kelompok sebaya, jenis-jenis kelompok sebaya dan fungsi kelompok sebaya.
4.      Menambah pengetahuan yang lebih luas dan ingin mengetahui interaksi sosial kelompok sebaya dengan masyarakat agar penulis dapat mengimplementasikan dari pembahasan ini.














BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Sosialisasi
Agar tidak terjadi keracuan atau ketidakpahaman apa itu kelompok sebaya dan kaitannya dengan sosialisasi ada baiknya kita membahas mengenai pengertian atau mengetahui apa itu sosialisasi. Proses membimbing individu ke dalam dunia sosial disebut dengan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan dalam berbagai kelompok khusus. Sosialisasi dapat dianggap sama dengan pendidikan.
                  Sosialisasi adalah soal belajar. Dalam proses sosialisasi individu belajar tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga keterampilan-keterampilan sosial seperti berbahsa, bergaul, berpakaian, cara makan, dan sebagainya.
                  Segala sesuatu yang dipelajari individu harus dipelajari dari anggota masyarakat lain, secara sadar apa yang diajarkan oleh orang tua, saudara-saudara, anggota keluarga lainnya dan di sekolah kebanyakan oleh gurunya. Dengan tak sadar ia belajar dengan mendapatkan informasi secara incidental dalam berbagai situasi sambil mengamati kelakuan orang lain. Membaca buku, menonton televise, mendengar percakapan orang dan sebagainya atau menyerap kebiasaan-kebiasaan dalam lingkungannya. Seluruh proses sosialisasi berlangsung dalam interaksi individu dengan lingkungan.
                  Sosialisasi terjadi malalui “conditioning” oleh lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari pola kebudayaan yang fundamental seperti bahasa, cara berjalan, duduk, makan, apa yang dimakan, berlakuan sopan, mengembangkan sikap yang daunt dalam masyarakat seperti sikap terhadap agama, seks, orang yang lebih tua, pekerjaan, reaksi, dan segala sesuatu yang perlu bagi warga masyarakat yang baik. Belajar norma-norma kebudayaan pada mulanya banyak terjadi dirumah dan sekitar, kemudian di sekolah, bioskop, televise dan lingkungan lain.
                  Disamping itu ada lagi bentuk pelajaran sosial yang bersifat pribadi misalnya seorang suka tau tidak suka orang minta-minta, ular, main kartu, dan sebagainya. Pengalaman serupa itu tidak merupakan bagian dari kebudayaan akan tetapi bercorak pribadi. Sosialisasi tercapai melalui komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Pola kelakuan yag diharapkan dari anak terus-menerus disampaikan dalam segala situasi dimana ia terlaibat. Kelakuan yang tak sesuai di kesampingkan karena menimbulkan konflik dengan lingkungan sedangkan kelakuan yang sesuai dengan norma yang diharapkan dimantapkan.
                  Dalam interaksi anak dengan lingkugan ia lambat laun mendapat kesadaran akan dirinya sebagai pribadi. Ia belajar untuk memandang dirinya sebagai obyek seperti orang lain memandang dirinya. Ia dapat membayangkan kelakuan apa yang diharapkan orang lain daripadanya. Ia dapat mengatur kelakuannya seperti yang diharapkan orang lain daripadanya. Ia misalnya dapat merasakan perbuatannya yang salah dan keharusan untuk minta maaf. Dengan menyadari dirinya sebagai pribadi ia dapat mencari tempatnya dalam struktur sosial, dapat mengharapkan konsekuensi positif bila berlakuan menurut norma-nrma atau akibat nigatif atas kelakuan yang melanggar aturan. Demikianlah akhirnya ia lebih mengenal dirinya dalam lingkungan sosialnya, dapat menyesuaikan kelakuannya dengan haraan masyarakat dan menjadi anggota masyarakat malalui proses sosialisasi yang dilaluinya. Jadi dalam interaksi sosial itu memperoleh “self concept” atau suatu konsep tentang dirinya.
  1. Pengertian kelompok sebaya
Kelompok sebaya adalah lingkungan kedua setelah keluarga, yang berpengaruh bagi kehidupan individu. Terpengaruhnya tidaknya individu dengan teman sebaya tergantung pada persepsi individu terhadap kelompoknya, sebab persepsi individu terhadap kelompok sebayanya akan menentukan keputusan yang diambil nantinya.
Kelompok sebaya menyediakan suatu lingkungan, yaitu tempat teman sebayanya dapat melakukan sosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya, dan tempat dalam rangka menentukan jatidirinya, namun apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai negative, maka akan menimbulkan bahaya bagi perkembangan jiwa individu.
Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya juga mengakibatkan melemahnya ikatan individu dengan orang tua, sekolah, norma-norma konvensional. Selain itu, banyak waktu yang diluangkan individu diluar rumah bersama teman-teman sebayanya dari pada dengan orang tuanya adalah salah satu alasan pokok pentingnya peran teman sebaya bagi individu.
Peranan penting kelompok sebaya terhadap individu berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku remaja seringkali meniru bahwa memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang popular, maka kesempatan bagi dirinya untuk diterima oleh kelompok sebaya menjadi besar.
Menurut gerungan (1986) kenakalan remaja muncul akibat terjadinya interaksi sosial diantara individu sosial diantara individu dengan kelompok sebaya. Peran interaksi dengan kelompok sebaya tersebut dapat berupa imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati.
Remaja dapat meniru (imitasi) kenakalan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Sementara itu sugesti bahwa kebutuhan-kebutuhan dan penggunaan NAPZA adalah remaja yang semula baik menjadi nakal. Kuatnya pengaruh kelompok sebaya yang mengarahkan remaja nakal atau tidak juga ditentukan bagaiman persepsi remaja terhadap kelompok teman sebaya tersebut.
Teman sebaya tempat memperoleh informasi yang tidak di dapat didalam keluarga, tempat menambah kemampuan dan temapat kedua setelah keluarga yang mengarahkan dirinya menuju perilaku yang baik serta memberikan masukan (korekksi) terhadap kekurangan yang dimilikinya, tentu saja akan membawa dampak positif bagi remaja yang bersangkutan.
Remaja memilki kecenderungan bahwa teman sebaya adalah tempat untuk belajar bebas dari orang dewasa, belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar berbagi rasa, bersikap sportif, belajar, menerima dan melaksanakan tanggung jawab. Belajar berperilaku sosial yang baik dan belajar bekerjasama.

  1. Jenis-jenis kelompok sebaya.
Setiap kelompok sebaya mempunyai atauran baik yang bersifat implicit maupun eksplisit, harapan-harapan terhadap anggotanya. Ditinjau dari sifat organisasinya kelompok sebaya dapat dibedakan menjadi :
a.       Kelompok sebaya yang bersifat informal. Kelompok sebaya ini dibentuk, diatur,dan dipimpin oleh anak itu sendiri misalnya, kelompok permainan,gang dll. Didalam kelompok ini tidak adabimbingan dan pertisipasi orang dewasa.
b.      Kelompok sebaya yang bersifat formal. Di dalam kelompok ini ada bimbingan, partisipasi atau pengarahan orang dewasa. Apabila bimbingan dan pengarahan diberikan secara bijaksana maka kelompok sebaya ini dapat menjadi wahana proses sosialisasi nilai-nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat. Yang termasuk dalam kelompok sebaya ini misalnya, kepramukaan, klub, perkumpulan pemuda dan organisasi lainnya.
Menurut Robbins, ada empat jenis kelompok sebaya yang mempunyai peranan penting dalam proses sosialisasi yaitu kelompok permaianan, gang dan klub.
            Kelompok permainan (play group) terbentuk secara spontan dan merupakan kegiatan khas anak-anak, namun di dalamnya tercermin pula struktur dan proses masyarakat luas, sedang gang, bertujuan kegiatannya untuk melakukan kegiatan untuk melakukan kejahatan, kekerasan, dan perbuatan anti sosial. Klub adalah kelompok sebaya yang bersifat formal dalam artian mempunyai organisasi sosial yang teratur serta dalam bimbingan orang dewasa. Sementara itu klik (clique), para anggotanya selalu merencanakan untuk mengerjakan sesuatu secara bersama yang bersifat positif dan tidak menimbulkan konflik sisial.
            Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa kelompok sebaya sangat berperan penting dalam proses sosialisasi individu terutama kelompok sebaya remaja. Pengaruh kelompok sebaya tidak hanya berdampak negative akan tetapi juga berdampak positif. Untuk itu pembentengan diri melalui keluarga masih sangat diperlukan bahwa ketika anak memiliki teman maka kenalilah siapa yang menjadi teman anak kita.
  1. Fungsi kelompok sebaya
Didalam kelompok sebaya anak belajar bergaul dengan sesamanya. Mula-mula kelompok sebaya pada anak-anak itu terbentuk dengan secara kebetulan. Dalam perkembangan selanjutnya masuknya anak ke dalam suatu kelompok sebaya berdasarkan pilihan. Setelah anak masuk ke sekolah kelompok sebayanya dapat berupa teman sekelasnya, klik dalam kelasnya, dan kelompok permainannya.
            Dalam kelompok sebaya itu anak belajar member dan menerima dalam pergaulannya dengan sesama temannya. Partisipasi di dalam kelompok sebayanya  memberikan kesempatan yang besar bagi anak mengalami proses belajar sosial ( sosial learning). Bergaul dengan teman sebaya merupakan persiapan penting dalam kehidupan seseorang setelah dewasa.
            Selain itu, didalam kelompok sebaya anak mempelajari kebudayaan masyarakat. Bahwa melalui kelompok sebaya itu anak belajar bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita-cita masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan, kerjasama, dan tanggung jawab. Sehingga kelompok sebaya menjadi wadah dalam mengajarkan mobilitas sosial. Melalui pergaulan didalam lingkungan kelompok sebaya itu anak-anak yang berasal dari kelas sosial bawah menangkap nalai-nilai, ide-ide, cita-cita, dan pola tingkah laku anak dari golongan menengah keatas demikian juga sebaliknya.
            Kelompok sebaya juga masing-masing individu mempelajari peranan sosial yang baru. Anak yang biasa di didik dengan pola dengan otoriter dapat mengenal kehidupan demokratis dalam kelompok sebaya. Di dalam kelompok sebaya mungkin anak berperanan sebagai sahabat, musuh, pemimpin, pencetus ide, dan sebagainya. Sehingga didalam kelompok sebaya anak mempunyai kesempatan melakukan bermacam-macam kelompok sosial.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa Proses membimbing individu ke dalam dunia sosial disebut dengan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan dalam berbagai kelompok khusus. Sosialisasi dapat dianggap sama dengan pendidikan dan Kelompok sebaya adalah lingkungan kedua setelah keluarga, yang berpengaruh bagi kehidupan individu. Terpengaruhnya tidaknya individu dengan teman sebaya tergantung pada persepsi individu terhadap kelompoknya, sebab persepsi individu terhadap kelompok sebayanya akan menentukan keputusan yang diambil nantinya.
B.     Saran
Demikian pemaparan kami tentang kelompok sebaya dab sosialisasi dengan penuh keterbatasan. Meski demikian, semoga bermanfaat bagi kehidupan kita.
            Tanggapan, kritik dan saran dari anda sangat berarti bagi kebaikan kita bersama kedepan. Terima kasih.





DAFTAR PUSTAKa

·         Zaitun, M.Ag (2009), Sosiologi Pendidikan,Pekanbaru : Mahkota Riau.
·         S. Nasution, MA.,Prof.Dr.,(2009), Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar