Senin, 16 Mei 2011

KONSELOR MENJAWAB DINAMIKA ZAMAN


KONSELOR MENJAWAB DINAMIKA ZAMAN[1]
Oleh: Muhammad Nur Wangid 2


Abstrak

Perubahan dan perkembangan masyarakat mengisyaratkan seluruh warganya untuk melakukan penyesuaian. Baik sebagai individu ataupun kelompok tuntutan adaptasi dan akomodasi tidak terelakkan. Sebagai individu, konselor yang juga sebagai warga masyarakat tidak dapat menghindari tuntutan tersebut. Penyesuaian dilakukan bukan saja terhadap tuntutan perubahan dan perkembangan, tetapi juga kebutuhan untuk berubah dalam menjalankan tugas profesianya.

Kerangka Kerja untuk Bimbingan Skripsi


Konseling Religius:
Kerangka Kerja untuk Bimbingan Skripsi[1]
      
                                          Oleh Adi Atmoko


Abstrak: Skripsi masih merupakan kendala besar bagi mahasiswa untuk lulus tepat waktu. Masalah skripsi bukan hanya aspek teknis, melainkan juga nonteknis (emosi). Dari sisi masalah, tujuan dan sesi-sesi pertemuan, maka pembimbingan skripsi dapat dipandang, dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu proses konseling. Gagasam utama dalam tulisan ini adalah suatu kerangka kerja terpadu sebagai acuan proses konseling dalam membimbing mahasiswa sedemikian rupa sehingga mampu mengatasi masalah teknis dan emosi, dan dapat menyelesaikan skripsi secara tepat waktu dengan memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Kerangka kerja dikembangkan atas dasar strategi religius yang diharapkan sebagai acuan proses dan teknik konseling dalam Pembimbingan Skripsi berbasis pada Mahasiswa.

          Kata-kata kunci:   kerangka kerja pembimbingan skripsi, strategi religius


Sebelum semester genap 1999/2000 pembimbingan skripsi mahasiswa program studi BK dilaksanakan secara tradisional dengan peran utama pada dosen pembimbing atas tugas dari dekan, tanpa pedoman kerja dan monitoring yang jelas. Model tersebut dinilai kurang efektif bagi peningkatan kualitas dan proses penulisan skripsi mahasiswa. Sebagai koreksi atas kelemahan model tradisional, sejak semester genap 1999/2000 pembimbingan skripsi mahasiswa program studi Bimbingan Konseling dilaksanakan dengan model terpadu, yaitu proses pemberian bantuan terhadap mahasiswa penulis skripsi dengan melibatkan berbagai pihak dan unsur yang terkait langsung dengan penyelesaian skripsi mahasiswa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai penilaian. Pembimbingan skripsi terpadu melibatkan unsur pimpinan program studi BK, satgas skripsi, dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II.  Setelah dievaluasi,  model terpadu baik sejak tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi  telah berjalan efektif (Widada, 2001).
Namun, jika dicermati, ternyata pengertian terpadu tersebut tidak melibatkan mahasiswa sebagai unsur subjek penyusun skripsi, tetapi masih dianggap sebagai objek yang dibimbing. Di samping itu kegiatannya lebih banyak bersifat administratif dan teknis penulisan skripsi, seperti penyusunan kebijakan, koordinasi, pengisian format, dan pembimbingan dalam penyusunan proposal, studi pustaka, penyusunan instrumen, pengolahan data dan penulisan laporan.

Hubungan antara rasa keberhasilan bidang akademik (academic self-efficacy) dengan prestasi belajar mahasiswa.


Hubungan antara rasa keberhasilan bidang akademik (academic self-efficacy) dengan prestasi belajar mahasiswa.
Oleh :
Najlatun Naqiyah

ABSTRACT
This research about correlation between student’s achievement and student’s self-efficacy of high-achiever, achiever and underachiever. Self-efficacy in academic sphere is how far one’s projection toward his ability to organize and to lead into achieving educational goals (Bandura, 1997). This research is intented to prove as to whether a high self-efficacy student automatically has high-achievement, and vice-versa. The subjects of the research are students of faculty of Mathematic and of Natural Sciences (FMIPA) Surabaya State University at academic year 2008-2009. Research samples are limited to those of fifth semester student at Mathematic, Biology, Physic, and Chemistry with technique of total sampling. They are 154 students. Data were analyzed into two steps. First is to analize student’s scholastical basis using crosstabulation analysis in order to categorize those of underachiever, achiever, and high-achiever. Second step uses questionaire of self-efficacy which derived from Bandura (1997) which based on Likert’s sumated rating prinsip. Hence we examine using cross-tabulation and Chi-square to prove the correlation between academic achievement and student’s self-efficacy. By using Chi-square, we conclude that there is no significant relation between academic achievement and self-efficacy. The conclusion is derived from student’s marks using Chi-quare of faculty of MIPA UNESA, at figure 7,567, with a probability 0,109 (it’s more than 0,05).

Kata kunci : rasa keberhasilan bidang akademik, prestasi belajar, underachiever (kurang), achiever (sesuai) dan  highachiever (lebih).

PEMBELAJARAN KONSELING DENGAN PROGRAM COMIC LIFE TEACHING COUNSELING THROUGH COMIC LIFE SOFTWARE


PEMBELAJARAN KONSELING DENGAN PROGRAM COMIC LIFE TEACHING COUNSELING THROUGH COMIC LIFE SOFTWARE

Eka Wahyuni, S. Pd., MAAPD
Dra. Gantina Komalasari, M. Psi


Abstract: Teaching counselling requires considerable effort to make students comprehend better its theories dan techniques. The study investigates creation of comic with Comic Life software to enhance students’ comprehension of behavioural counselling techniques. The study used classroom action reasearch which targeted Guidance and Counseling student who participate in Individual Counseling subject in State University of Jakarta. The study indicated that learning behavioural counselling techniques through creation of comic with Comic Life software brought better comprehension and better motivation among students.

Keywords: behavioural counselling techniques, Comic Life, scenario

PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Keterampilan konseling merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seluruh mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan PP Mendiknas No. 27 tahun 2008, yaitu menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling. Kompetensi ini dikembangkan dalam mata kuliah konseling individual. Mata kuliah konseling individual merupakan mata kuliah inti di jurusan bimbingan konseling. Mata kuliah ini menuntut mahasiswa memiliki pemahaman yang komprehensif tentang teori dan praktek berbagai pendekatan konseling, termasuk di dalamnya adalah teknik-teknik konseling.

Pendekatan Konseling Spiritual Untuk Mengembangkan Hikmah Ibadah Bagi Pemulihan Pecandu Napza

Pendekatan Konseling Spiritual  Untuk Mengembangkan Hikmah Ibadah Bagi Pemulihan Pecandu Napza

(Penelitian Tindakan Kolaboratif dalam Upaya Mengembangkan Hikmah Ibadah untuk Mencapai Perkembangan Kemampuan Bio-Psiko-Sosio-Spiritual Pemulihan Pecandu NAPZA di Balai Pemulihan Sosial Pamardi Putra Lembang Bandung

Oleh
Cucu Maesaroh *)


Abstract: This research is aimed at finding a formula of spiritual counseling approach to the developing the blessing of worship for the rehabilitation of drugs addict provided by Balai Pemulihan Sosial Pamardi Putra Lembang (Drugs Addicts Social Rehabilitation Organization). It applied  the qualitative method by using collaborative action research approach. The gained results are : (1) the change in physical, social, and mental-spiritual structures which affect the personal maturity; (2) the change in personality with noble character which can give advantages to the addicts themselves, family environment, and social environment around them; (3) the development of balanced intelligence maturity among intellectual intelligence, emotional intelligence, mental intelligence, and spiritual intelligence of drugs addicts which can become an internal factor of personal strength and unity to reach the true happiness; and (4) can reach divine potential, so, the addicts can solve their life problems wisely, including the problems of relapses, with this potential.

Kata kunci : Pendekatan konseling spiritual, hikmah ibadah, pemulihan pecandu NAPZA.

Penelitian ini dirancang atas dasar kondisi objektif yang dihadapi pecandu NAPZA di dalam menjalani pemulihan, seringkali harus keluar masuk atau berulang-ulang mengikuti pemulihan pada balai pemulihan yang berbeda atau yang sama, disebabkan suatu kondisi perilaku kekambuhan kembali menggunakan NAPZA atau terjadinya kegagalan dalam menjalani pemulihan. Balai pemulihan sosial bagi pecandu NAPZA, keberadaannya bertujuan untuk mempersiapkan pecandu NAPZA agar mampu menjalani pemulihan secara sehat dan wajar, namun dalam kenyataannya, pecandu menunjukan perilaku relapse. Dari sini nampak ada masalah dalam proses pertolongan dalam pemulihan bagi pecandu NAPZA, yang belum menyentuh metode terpadu bio-psiko-sosio-spiritual. Maka untuk itu diperlukan rumusan pendekatan konseling spiritual untuk mengembangkan hikmah ibadah bagi pemulihan pecandu NAPZA

PELAKASANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH


PELAKASANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
(Atas Hasil Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Rayon 14 UNESA )
oleh 
Muhari


Pendahuluan
Tulisan ini ingin menginformasikan pelaksanaan bimbngan dan konseling di sekolah berdasar atas hasil pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan khususnya guru BK Rayon 14  UNESA, yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, mencakup kuota 2008 dan 2009. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dalam konteks ini adalah pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di wilayah sertifikasi guru dalam jabatan Rayon 14. Adapun kriteria yang digunakan untuk mendiskripsikan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut berupa  ketentuan yang telah ditetapkan dalam rambu-rambu penilaian portofolio. Mereka yang dapat melewati batas minimal kelulusan (passing grade) dinyatakan lulus, sementara yang tidak dapat melewatinya dinyatakan tidak lulus. Bagi mereka yang tidak lulus harus mengikuti  pendidikan dan latihan yang disebut pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) yang diakhiri dengan ujian . Mereka yang tidak lulus diberi kesempatan untuk mengulang hingga dua  kali. Berikut dikutip dasar hukum dan tujuan diselenggarakannya sertifikasi  guru dalam jabatan, komponen-komponen penilaian, dan ketentuan kelulusan.,

Sabtu, 14 Mei 2011

Resume Mata Kuliah Psikologi Sosial Pendidikan


PENGERTIAN PSIKOLOGI SOSIAL MENURUT PARA AHLI

1.      Sherif dan Muzper 1956 yang mengatakan ilmu psikologi social adalah ilmu tentang pengalaman dan perilaku individu dalam kaitannnya dengan situasi stimulus social.
2.      Watson 1966, ilmu tentang intraksi manusia.
3.      Krech, dkk 1962 yang mengatakan ilmu psikologi social adalah ilmu tentang pristiwa perilaku hubungan antarpersonal atau antar pridadi.
4.      Jhon Dewey dan Huber, 1966 yang mengatakan ilmu psikologi adalah ilmu studi tentang manusia individual ketika ia berintraksi biasa secara simbolik dengan lingkungan.
5.      Jones dan Gerrard 1967 adalah sub disiplin dari psikologi yang mengkhususkan diri pada studi ilmiah tentang perilaku individu sebagai fungsi rangsangan atau stimulus social.
6.      M.C David Harari 1968 adalah studi ilmiah tentang pengalaman dan prilaku individu dalam kaitan dengan individu lain, kelompok dan kebudayaan.

Tugas Pokok Guru Pembimbing


TUGAS POKOK GURU PEMBIMBING

A.    Latar Belakang
   Guru pembimbing tidak lepas dari tugas pokoknya yaitu guna terciptanya layanan yang maksimal, diantaranya penyusunan program rencana pelayanan bimbingan dan konseling. Langkah selanjutkannya adalah pelaksanaan setelah itu tentu harus adanya evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling. Untuk melaksanakan program pelayanan yang baik tentunya setiap guru pembimbing harus mengetahui tugas pokoknya. Semua itu agar tidak terjadi penyelewengan atau kekacauan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.

Senin, 09 Mei 2011

Teknik Pembuatan Makalah


TEKNIK PEMBUATAN MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai bagian dari implementasi terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi, Mahasiswa, selain (di) wajib(kan) mengikuti proses pendidikan dan pengabdian terhadap masyarakat, juga dituntut untuk melakukan penelitian.
“Menulis Makalah” merupakan salah satu dari beberapa bentuk ekspresi mahasiswa dalam upaya melestarikan tradisi intelektual akademik. Sayangnya, tidak sedikit dari kita yang mengeluh jika “Menulis Makalah” itu sulit, tidak gampang, ribet, banyak aturan, dan masih banyak alasan lain yang sebenarnya bisa kita carikan solusinya. Benarkah “Menulis Makalah” itu sulit? Inilah pertanyaan yang harus segera dijawab dalam tulisan sederhana ini.

Program Bimbingan dan Konseling

PROGRAM TAHUNAN
 PELAYANAN KONSELING


Sekolah/madrasah                  : MAN 2 MODEL PEKANBARU                                                                                                   
Tahun Ajaran                           : 2010/2011
Kelas                                        :  X                                                                                             Konselor                                  : Sustika Sari

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling


SATUAN LAYANAN
SUKSES DALAM MENGIKUTI UJIAN NASIONAL


A.     Topik permasalahan                      : Cara sukses mengikuti ujian nasional
B.     Bidang Bimbingan             : Belajar
C.     Jenis layanan                     : Layanan informasi dan pembelajaran
D.     Fungsi layanan                   : Pemahaman dan pencegahan
E.      Tujuan layanan                  : 1. Agar siswa dapat lulus UN dengan maksimal
2. Agar siswa dari dini dapat menyiapkan diri untuk UN
3. Agar siswa benar-benar dapat menguasai konsep atau diri dalam mengikuti UN

Keberadaan Bimbingan dan Konseling Dalam konteks Pendidikan di Indonesia


KEBERADAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KONTEKS PENDIDIKAN DI INDONESIA
A.      LANDASAN
1.      Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1b) yang menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
2.      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
3.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan.
4.      Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capacity development) yag dapat mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan kemandirian.
5.      Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.
Pengembangan diri sebagaimana dimaksud dalam KTSP merupakan wilayah komplementer antara guru dan konselor. Penjelasan tentang pengembangan diri yang tertulis dalam struktur kurikulum dijelaskan bahwa :
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada konseli untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap konseli sesuai dengan kondisi Sekolah/Madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir konseli.

Minggu, 08 Mei 2011

Psikologi Kematian

PSIKOLOGI KEMATIAN


A.    Latar Belakang
Kematian merupakan sesuatu yang penuh misteri sehingga banyak tinjauan tentang kematian itu dari berbagai segi. Ada yang meninjau dari segi mistik, segi agama (religius). Tinjauan secara mistik dikaitkan dengan masalah-masalah takhayul, sedangkan tinjauan dari segi agama ada yang mengaitkan dengan masalah gaib. Lain pula tinjauan dari sisi ilmiah, kematian dijelaskan dengan penalaran ilmiah berdasarkan pengalaman manusia. Salah satu tinjauan ilmiah adalah tinjauan dari sisi psikologis.
Sebagai suatu ilmu pengetahuan empiris psikologi terikat pada pengalaman dunia. Psikologi tidak melihat kehidupan manusia setelah mati, melainkan mempelajari bagaimana sikap dan pandangan manusia terhadap masalah kematian, bagaimana jiwa manusia di saat-saat menjelang kematian (sakaratul maut).
Kepercayaan manusia terhadap kematian merupakan salah satu penggerak manusia beragama. Bahkan Durant mengatakan bahwa maut (kematian) adalah asal usul semua agama. Boleh jadi kalau tak ada maut, Tuhan tak akan wujud dalam benak manusia. Dua tokoh psikologi Freud dan Jung menyatakan bahwa ada hubungan erat antara kematian dan perilaku religius. Kematian yang tak terelakkan itu menginsafkan manusia dengan paling tajam akan ketidakberdayaan. Maut merupakan luka paling parah untuk narsisisme insani. Untuk menghadapi frustrasi terbesar ini, manusia bertindak religius.