Senin, 04 November 2013

EPISTEMOLOGI



Objek pengetahuan sain (yaitu objek-objek yang diteliti sain) ialah semua objek yang empiris. Menurut Jujun S. Suriasumantri dalam ahmad tafsir (2004:27) Kajian objek kajian sain hanyalah objek yang berada dalam ruang lingkup pengalaman manusia. Yang dimaksud pengalaman di sini ialah pengalaman indera.
Objek kajian sain haruslah objek-objek yang empiris sebaba bukti-bukti yang harus ia temukan adalah bukti-bukti yang empiris. Bukti empiris ini diperlukan untuk menguji bukti yang telah dirumuskan dalam hipotesis. Apakah objek yang boleh diteliti oleh sain itu bebas? Artinya, apakah sain boleh meniliti apa saja yang empiris ? menurut sain ia boleh meneliti apa saja yang bebas; menurut filsafat akan tergantung pada filsafat yang mana; menurut agama belum tentu bebas.
Objek-objek yang dapat diteliti oleh sain banyak sekali: alam, hewan, dan manusia serta kejadian-kejadian di sekitar alam, tetumbuhan, hewan dan manusia itu; semuanya dapat diteliti oleh sain. Dari penelitian itulah muncul teori-teori sain. Teori-teori itu berkelompok atau dikelompokkan dalam masing-masing cabang sain. Teori-teori yang telah berkelompok itu yang disebut struktur sain, baik cabang-cabang sain maupun isi masing-masing cabang sain tersebut. Lebih lengkap download di sini, dan jangan lupa saran serta kritiknya.

POPULASI DAN SAMPEL

         Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan populasi dan sampel penelitian nyaris tak dapat dihindarkan. Populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam mengungkapkan fenomena atau realitas yang dijadikan fokus penelitian kita. Demi mencapai keakuratan dan validitas data yang dihasilkan, populasi dan sampel yang dijadikan objek penelitian harus memiliki kejelasan baik dari segi scope, ukuran, maupun karakteristiknya. Dengan kata lain, kejelasan populasi dan ketepatan pengambilan sampel dalam penelitian akan menentukan validitas proses dan hasil penelitian. 
     Betapapun baiknya perumusan masalah, tepatnya penentuan variabel dan sub variabel serta penjabarannya ke dalam instrumen, belumlah akan memberikan hasil yang optimal apabila data yang dikumpulkan tidak bersumber dari sumber yang benar, dengan bukti yang otentik dan dapat dipercaya, serta dengan jumlah yang represesntatif. Dengan kata lain populasi yang digunakan hendaklah benar dan tepat sesuai karakteristik yang terdapat dalam populasi itu, sedangkan sampel yang digunakan hendaklah mewakili populasi tersebut. Awal kekeliruan dalam penentuan sampel timbul apabila peneliti kurang mampu menelaah secara mendalam karakteristik atau sifat-sifat dari populasi  sebagai penggambaran sifat objek yang ingin diteliti sehingga ada beberapa karakteristik yang dilupakan dan tidak terwakili dalam penarikan sampel. Dilain pihak terjadi pula kekeliruan dalam menentukan jenis sampel yang digunakan, besarnya ukuran sampel, serta kekeliruan dalam penarikan sampel. Lebih lengkap silahkan download di sini. Terimakasih dan jangan lupa komentarnya.

Jumat, 01 November 2013

UJI REALIBITAS


    Di dalam metode penelitian banyak sekali jenis penelitian. Di antarannya adalah penelitian kausal komperatif. Metode penelitian yang erat dengan penelitian korelasi adalah penelitian kausal komparatif (causal comparative research) atau hubungan sebab akibat.
     Reliabilitas memberikan konsitensi yang membuat terpehuinya syarat utama, yaitu validnya suatu hasil skor instrumen. Disamping itu, reliabilitas juga menunjukn gambaran praktis yang diklasifikasikan berkaitan erat dengan syarat ketiga, yaitu kebermanfaatan (usability). Semakin reliael suatu tes, semakin yakin kita dapat menytakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama dan bisa dipakai disuatu tempat sekolah, ketika dilakukan tes kembali. Lebih  lengkap silahkan Download di sini

Selasa, 29 Oktober 2013

ORIENTASI, FUNGSI, PRINSIP, ASAS DAN LANDASAN PELAYANAN KONSELING


Pelayanan konseling diselenggarakan dengan orientasi, prinsip dan asas serta landasan yang secara keseluruhan terpadu dalam setiap kegiatan layanan dan aspek-aspek pendukungnya. Segenap orientasi, prinsip dan asas serta landasan tersebut terwujudkan dalam kaidah-kaidah keilmuan dan kompetensi yang dipelajari dengan sebaik-baiknya. Makalahnya Download di sini.

UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN


Suatu instrumen dikatakan valid atau mempunyai validitas yang tinggi apabila alat itu betul-betul mampu mengukur dan menilai apa yang ingin diukur dan atau dinilai. Oleh karena itu, validitas suatu instrument merujuk kepada ketepatan suatu instrumen menilai apa yang ingin dinilai. Ketepatan dan kebermaknaan itu disimpulkan berdasarkan bukti-bukti skor instrumen tiap individu peserta ujian atau subjek yang dinilai. Suatu instrumen valid untuk suatu objek assessmen dan tidak valid untuk yang lain, karena setiap instrumen dirancang untuk tujuan tertentu, sehingga kisi-kisi yang disusun berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Lebih lanjut silahkan Download di sini.

HAKEKAT MANUSIA SEBAGAI PENERIMA DAN PENGEMBANG ILMU DALAM BERBAGAI PARADIGMA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Filsafat mulai ketika manusia mengagumi dunia dan berusaha menerangkan berbagai gejala dunia. Apabila kita sungguh-sungguh hidup dengan sadar di dunia ini, tak dapat tiada kita tentu akan berhadapan dengan berbagai pertanyaan dan persoalan. Hasrat akan mengerti itu menyatakan diri dalam bermacam-macam pertanyaan yang sungguh-sungguh tidak mudah dijawab sekaligus. Yang dapat bertanya demikian hanya manusia, sedangkan hewan ia hanya memiliki pengetahuan terbatas untuk kelangsungan hidupnya, selain itu hewan juga tidak dapat bertanya dan tidak mempersoalkan apa yang dialaminya. Manusia dianugerahi sifat-sifat Tuhan, salah satunya adalah sifat “Mengetahui”, karena hal itu maka Tuhan memberikan manusia akal dan pikiran untuk menerima ilmu pengetahuan yang disampaikannya melalui wahyu-wahyu Nya. Selain itu manusia juga harus mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut.
Manusia semenjak dilahirkan di dunia ini dihadirkan dengan seluruh pertanyaan-pertanyaan yang selalu ingin dicari jawabannya. Ini jugalah yang menyebabkan manusia mengembangkan pengetahuannya dan pengetahuan yang mendorong manusia yang menjadi mahluk yang paripurna.
Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia yang disebabkan oleh dua hal utama, yakni pertama manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasi informasi dan jalan fikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap adalah kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu.