Konseling Religius:
Kerangka Kerja untuk Bimbingan Skripsi[1]
Oleh Adi Atmoko
Abstrak: Skripsi masih merupakan kendala besar bagi mahasiswa untuk lulus tepat waktu. Masalah skripsi bukan hanya aspek teknis, melainkan juga nonteknis (emosi). Dari sisi masalah, tujuan dan sesi-sesi pertemuan, maka pembimbingan skripsi dapat dipandang, dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu proses konseling. Gagasam utama dalam tulisan ini adalah suatu kerangka kerja terpadu sebagai acuan proses konseling dalam membimbing mahasiswa sedemikian rupa sehingga mampu mengatasi masalah teknis dan emosi, dan dapat menyelesaikan skripsi secara tepat waktu dengan memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Kerangka kerja dikembangkan atas dasar strategi religius yang diharapkan sebagai acuan proses dan teknik konseling dalam Pembimbingan Skripsi berbasis pada Mahasiswa.
Kata-kata kunci: kerangka kerja pembimbingan skripsi, strategi religius
Sebelum semester genap 1999/2000 pembimbingan skripsi mahasiswa program studi BK dilaksanakan secara tradisional dengan peran utama pada dosen pembimbing atas tugas dari dekan, tanpa pedoman kerja dan monitoring yang jelas. Model tersebut dinilai kurang efektif bagi peningkatan kualitas dan proses penulisan skripsi mahasiswa. Sebagai koreksi atas kelemahan model tradisional, sejak semester genap 1999/2000 pembimbingan skripsi mahasiswa program studi Bimbingan Konseling dilaksanakan dengan model terpadu, yaitu proses pemberian bantuan terhadap mahasiswa penulis skripsi dengan melibatkan berbagai pihak dan unsur yang terkait langsung dengan penyelesaian skripsi mahasiswa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai penilaian. Pembimbingan skripsi terpadu melibatkan unsur pimpinan program studi BK, satgas skripsi, dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II. Setelah dievaluasi, model terpadu baik sejak tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi telah berjalan efektif (Widada, 2001).
Namun, jika dicermati, ternyata pengertian terpadu tersebut tidak melibatkan mahasiswa sebagai unsur subjek penyusun skripsi, tetapi masih dianggap sebagai objek yang dibimbing. Di samping itu kegiatannya lebih banyak bersifat administratif dan teknis penulisan skripsi, seperti penyusunan kebijakan, koordinasi, pengisian format, dan pembimbingan dalam penyusunan proposal, studi pustaka, penyusunan instrumen, pengolahan data dan penulisan laporan.