Rabu, 26 Oktober 2011

METAFISIKA


METAFISIKA

Oleh:
Boharudin

A.    Pendahuluan
Metafisika adalah bagian kajian filsafat yang paling abstrak dan dalam pandangan sementara orang merupakan bagian yang paling “tinggi” karena berurusan dengan realitas paling utama, berurusan dengan “apa yang sungguh-sungguh ada” yang membedakan sekaligus menentukan bahwa sesuatu itu mungkin ataukah tidak. Sekalipun demikian, subjek yang pasti dari kajian metafisika secara terus-menerus dipertanyakan, demikian juga validitas klaim-klaimnya dan kegunaannya (Hamlyn, 1993: 556). Dengan demikian, pertanyaan pokok yang agaknya perlu dijawab dahulu adalah: Mengapa perlu berkenalan dengan Metafisika? Jika ternyata banyak pengertian “metafisika”, lantas “metafisika” yang mana yang perlu dipelajari dalam rangka studi filsafat? Pertanyaan pertama terkait dengan persoalan relevansi studi metafisika, sedangkan pertanyaan kedua berhubungan dengan batasan dan ruang lingkup studi metafisika.
Terkait dengan pertanyaan pertama, dapat dijawab melalui, setidaknya dua konteks, yakni konteks filosofis dan konteks praksis kehidupan. Dalam konteks filosofis, jika filsafat merupakan suatu usaha yang pertanyaan-pertanyaannya selalu bersifat mendasar, kritis-reflektif (mempertanyakan dasar-dasar pertanyaan dan argumentasinya sendiri) dalam rangka mengungkap asumsi-asumsi tersembunyi dari klaim-klaim tentang segala hal (“pengetahuan”, “realitas”, “yang baik”, “yang indah”, dll), maka “metafisika” merupakan basic philosophy (filsafat dasar) yang merupakan dasar penting bagi semua cabang filsafat lain (Sontag, 1970: 1). Metafisika dalam konteks filsafat lebih menunjukkan objek formal, bukan terkait dengan keluasan objek materialnya, namun sudut pandangnya mengenai inti yang termuat dalam setiap kenyataan, yang pada dasarnya merupakan refleksi filosofis mengenai kenyataan yang paling mutlak, paling mendalam dan paling ultima (Bakker, 1992: 15), dan juga “sebab pertama” sebagaimana dahulu diangkat sebagai issue filosofis paling penting oleh Aristoteles (MRLSU, 2007: 2)
Terkait dengan konteks praksis kehidupan, metafisika bisa jadi memiliki peran yang sangat sentral dewasa ini. Jika hari-hari kita sekarang ini kita terima sebagai saat yang penuh dengan perubahan radikal terkait dengan prinsip-prinsip dasar, nilai, dan lembaga-lembaga sosio-kultural, maka dewasa ini juga merupakan saat yang tepat untuk belajar metafisika, lantaran hanya melalui pengkajian yang sedemikian mendasar sebagaimana ada pada studi metafisika, kita akan menemukan kembali orientasi mental dan moral. (Sontag, 1970: xi). Perubahan sosial yang cepat dan merombak sendi-sendi identitas dan hubungan antar manusia, tentu menuntut adanya suatu pijakan kontemplatif yang dapat melihat dengan lebih jernih dasar dan akar perubahan tersebut.
Tugas makalah sengaja di buat walau senyatanya jauh dari maksud untuk secara mendalam membawa pada isu metafisika, mengingat pergumulan metafisis mensyaratkan adanya ketuntasan dan totalitas berfilsafat, yang itu mengandaikan suatu point no return. Sekali muncul persoalan filosofis (baca: metafisis) di benak kita (misalnya, “apakah Tuhan itu ‘ada’?” “Adakah syarat kategorial untuk ‘ada’ Tuhan sama dengan untuk ‘ada’ yang lain?), maka baik kita dapat menemukanjawabannya atau tidak, dunia dan hidup akan menjadi nampak berbeda bagi kita. Oleh karenanya, titik pijak diskusi ini cukuplah sikap open mind, dalam arti bahwa sebuah kencan singkat bisa jadi hanya menjadi “pengisi waktu luang dan penghibur kejenuhan”, namun bisa pula membawa pada impresi “sekali untuk selamanya…

Rabu, 05 Oktober 2011

BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH DASAR


BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH DASAR
Bimbingan karier di sekolah dasar tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak melakukan pilihan pilihan prematur. fokusnya malahan akan kesadaran akan pilihan pilihan yang bakal tersedia , cara cara mengantisipasi dan merencanakannya ,serta hubungannya dengan cirri cirri pribadi .banyak murid yang perlu mengetahui bahwa mereka akan mempunyai kesempatan kesempatan untuk memilih dan kompetensi untuk melaksanakannya .murid murid ini juga perlu menyadarinya ,bagaimana mereka berubah ,dan bagai mana mereka dapat menggunakan penggalaman penggalaman sekolah untuk menjelajah dan bersiap guna menyongsong masa depan .
Diantara asumsi asumsi yang menyebabkan bimbingan karier mendapatkan kepercayaan disekolah dasar adalah sebagai berikut: (1). Kesadaran bahwa gaya gaya prilaku memilih pada masa remaja dan dewasa di pengaruhi oleh tipe tipe pengalaman perkembangan yang berlangsung pada masa kecil ;(2) terbukti bahwa banyak materi dan teks yang digunakan disekolah sekolah dasar mengambarkan dunia kerja atau dunia pendidikan dimasa depan secara tidak seksama dan membantu perkembangan yang tidak perlu mengenai tipe okupasi okupasi menurut jenis kelamin atau pandangan pandangan yang sempit mengenai kesempatan kesempatan pendidikan atau okupasional yang tersedia ;dan(3) pengakuan bahwa perasaan perasaan mengenai kompetensi pribadi menghadapi masa depan tumbuh dari pengetahuan tentang kelebihan kelebihan .cara cara untuk memodifikasi kelemahan kelemahan ,keterampilan keterampilan dalam merencanakan dan menggunakan sumber sumber eksploratoris yang tersedia ,pemahaman tentang hubungan hubungan antara persekolahan dan penerapannya dalam pekerjaan serta peranan peranan masyarakat lainnya(Herr&Cramer,1984:21)
Bimbingan karier sejak permulaan kelahirannya diperlukan sebagian karena komleksitas dunia kerja .Walaupun dunia kerja ini ,juga ini telah diketahui oleh person dan tokoh tokoh bimbingan karier terdahulu lainnya,akan tempak sederhana bila di bandingkan dengan masyrakat ilmiah dan teknologi dewasa ini, dapat dipastikan bahwa program program bimbingan karier dari generasi generasi, sangat bermanfat dalam membantu ribuan anak muda dalam keputusan keputusan ,penempatan penempata dan penyesuaian penyesuaian kariernya .
Dunia kerja dewasa ini terus meningkat dalam ruang lingkupdan komlek sitasnya .sehingga kebutuhan akan bimbingan karier jauh lebih bersar dari pada sebelumyan.di amerika serikat lebih dari 35 ribu jenis pekerjaan yang tercatat pada dictionary of occkupational titles (1965).sehingga jelas sekali bahwa kemungkinan kemungkinan pilihan occovasional tidak terbayangkan.
Berbagai jenis pengalaman yang harus disediakan yang mengakui berbagai latar belakang dan kebutuhan murid murid dari berbagai latar belakang.
Anak Sekolah Dasar
pada dasarnya anak-anak pada usia sekolah dasar secara has terbuka kepada dan berintraksi dengan rentang stimuli yang luas dan berbagai perilaku. Dalam antusiasme dan keingin tahuannya yang tak terkendalikan, mereka belum dipaksa oleh realitas realitas sosial yang mengganggu dan yang mengubah persepsi-persepsi dari saudara-saudaranya yang lebih tuah dan banyak orang dewasa dimana mereka beridentifikasi.
Maslow (1959 ) mengemukakan hierarki kebutuhan-kebutuhan dasar sebagai berikut: 1. kebutuhan-kebutuhan fisiologis, 2.kebutuhan-kebutuhan keamanan, 3.kebutuhan akan keikut sertaan dan kecintaan, 4.kebutuhan akan penghargaan, harga diri , kebebasan dan dianggap penting, 5.kebutuhan akan impormasi, 6.kebutuhan akan pengertian, 7.kebutuhan akan keindahan, 8.kebutuhan akan aktualisasi diri.
Tujuan tujuan bimbingan karier di sekolah dasar. Tujuan-tujuan bimbingan karier disekolah dasar adalah tujuan memberikan pengalaman-pengalaman sehingga murid-murid dapat mengerjakan yang berikut (Herr, 1976: 1-2 ):

DESAIN PRAKTEK KONSELING INDUSTRI


DESAIN PRAKTEK KONSELING INDUSTRI

Oleh:
Boharudin

A.    Latar Belakang
Dunia berkembang begitu pesatnya di dalam berbagai bidang kehidupan. Begitupun dalam dunia industri dan sector usaha yang berkembang berkat penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian kompleksnya masyarakat modern, masalah - masalah manusia dalam sistem ekonomi dan produsi yang semakin penting khususnya menyangkut pembinaan staf manajer tenaga karyawan ataupun buruh.
Dengan adanya perkembangan dalam hal tersebut khususnya perkembangan dalam dunia niaga, bisnis, industry akan memberikan dampak terhadap kondisi social atau pun mental dari masyarakat yang selaku pelaku dalam dunia industry.
Salah satu contoh dalam hal ini adalah perusahaan, Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai strategi besar dalam mengatur orang-orang dalam bekerja sama. Organisasi menimbulkan hubungan yang dapat diperkirakan diantara orang-orang, teknologi, pekerjaan, dan sumber daya. Apabila orang-orang bergabung melakukan upaya bersama, maka harus ada organisasi untuk memperoleh hasil yang produktif.
Perusahaan di Indonesia berdasarkan kepemilikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu perusahaan milik Negara dan perusahaan milik swasta. Semua perusahaan melakukan proses produksi sehingga menghasilkan barang atau jasa. Untuk melakukan proses, perusahaan atau industry membutuhkan yang namanya karyawan. Karyawan merupakan orang yang bekerja di perusahaan atau organisasi. Biasanya setiap organisai suka membayangkan bahwa para pegawainya merupakan peduan kelompok sebagai “satu keluarga besar yang bahagia.” Para pegawai merupakan satu keluarga sejauh mereka loyal kepada organisasi dan meyakini tujuannya. Sebaliknya, Para pegawai pada kebanyakan organisasi juga terpilah-pilah menjadi berbagai jenis subkelompok yang berbeda.
Dalam menjalani kehidupan industry, tidak jarang para karyawan mengalami yang namanya stress. Hal ini bisa diakibatkan beban kerja yang berlebihan, tekanan atau desakan waktu, kualitas penyelia yang jelek, iklim politik yang tidak aman, wewenang yang tidak memadai untuk melaksanakan tanggung jawab, konflik, frustasi dan masih banyak kesenjangan yang lain yang terjadi.

Aplikasi teori motivasi dan kesimpulannya


APLIKASI TEORI MOTIVASI DAN KESIMPULANNYA

Oleh:
Boharudin


A.   Pendahuluan
Dalam teori ini motivasi merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, atau dapat dikatakan motivasi sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Teori ini lebih diterapkan pada karyawan atau pekerja. Hal ini terkait dengan jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan.
Dalam hal ini motivasi dan kemampuan karyawan merupakan salah satu aspek atau faktor yang dapat meningkatkan sinergik (synergistic effect). Maka pembinaan terhadap sumber daya manusia tidak pada penyelenggaraan latihan (training) saja, tetapi juga didukung dengan pengembangan atau pembinaan selanjutnya (development).
Menurut Mitchell (dalam Winardi , 2000) tujuan dari motivasi adalah memperediksi perilaku perlu ditekankan perbedaan-perbedaan antara motivasi, perilaku dan kinerja (performa). Motivasilah penyebab perilaku; andai kata perilaku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi.
Tinggi rendahnya produktivitas suatu perusahaan bergantung pada motivasi keryawan atau pekerja untuk bekerja. Tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak akan tercapai tanpa adanya motivasi dari para karyawan atau pekerja untuk bekerja. Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang besar dari para karyawan maka hal tersebut merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Sabtu, 16 Juli 2011

Teknologi pada Masa Islam

TEKNOLOGI PADA MASA ISLAM
Oleh:
Boharudin

A.    Pendahuluan
Dalam perkembangan teknologi, tidak terlepas dari adanya perkembangan sains. Teknologi merupakan hasil karya dan cipta manusia. Adapun yang menjadi tujuan dari penciptaan teknologi adalah supaya mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perubahan kemajuan teknologi dari masa-kemasa merupakan bukti nyata dari semakin majunya pemikiran manusia. Teknologi yang ada sekarang, sebetulnya sudah disinggung oleh teknologi zaman dahulu. Dengan begitu maka ada teknologi zaman sekarang. Sebetulnya teknologi zaman sekarang lahir akibat ketidakpuasan manusia akan teknologi masa lalu.
Dalam pembahasan pelajaran sehari-hari, kebanyakan kita hanya mengetahui betapa canggihnya dunia barat, padahal kalau dikaji lebih dalam lagi, sebetulnya dunia islampun memiliki kejayaan yang bahkan lebih canggih dari dunia barat. Kemajuan teknologi dunia islam tidak terlepas dari pengaruh nabi-nabi yang pernah menjadi kahlifah di muka bumi ini. Bahkan dalam Al-qur’an digambarkan sangat canggihnya teknologi zaman dahulu di Negara islam.

Selasa, 07 Juni 2011

Kenyetaan dan harapan Kompetensi konselor

KOMPETENSI KONSELOR : KENYATAAN DAN HARAPAN*
Oleh Dr. Zulfan Saam

A.   PENDAHULUAN
Portofolio dalam sertifikasi guru merupakan bukti fisik atau dokumen yang menggambarkan pengalaman berkarya, bekerja atau prestasi yang telah dicapai oleh guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru dalam jabatan adalah untuk menilai kompetensi guru yang bersangkutan yang mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Bagaimana gambaran prestasi atau hasil kerja yang telah dicapai guru selama menjalankan tugas sebagai pendidik dan agen pembelajaran tergantung pada tingkat kompetensi guru yang bersangkutan. Hasil sertifikasi guru bimbingan dan konseling (BK) dalam jabatan melalui portofolio di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Rasionalisasi Pengendalian Diri Dalam Menghadapi Masalah Sosial

 
RASIONALISASI PENGENDALIAN DIRI DALAM
 MENGHADAPI MASALAH SOSIAL
Oleh
Fitra Herlinda, M.Ag *
A.    PENDAHULUAN
Mencermati fakta dan realita yang terjadi sekarang ini, siswa menunjukkan sikap dan prilaku yang tidak terpuji seperti perkelahian antar pelajar, bahkan sebagai anggota masyarakat penodongan sampai penganiayaan dan pembunuhan. Hal ini diperkuat dengan adanya di kalangan siswa yang berbuat anarkis, siswa yang berkata kasar, menantang guru dan tidak hormat, kecenderungan melanggar disiplin sekolah dan lain sebagainya. Kondisi ini menunjukkan bahwa siswa yang berperilaku demikian di samping tidak bermoral juga siswa tersebut menunjukkan punya masalah sosial dalam menjalani kehidupan ini.
Kenyataan lain  ada orang yang kelihatannya selalu gembira dan bahagia. Walau apapun keadaan yang dihadapinya, , tidak cocok dengan orang lain. Disamping itu ada pula orang yang dalam hidupnya suka mengganggu, melanggar hak dan ketentangan orang lain, suka mengadu domba, menfitnah, menyeleweng, menganiaya, menipu dan sebagainya.
Dizaman reformasi dan globalisasi ini, tantanan kehidupan masyarakat banyak mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi diberbagai bidang kehidupan yaitu dibidang politik, sosial dan budaya. Danpak positif dari era ini adalah banyaknya peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Kondisi ini mendorong masyarakat untuk terus berfikir, meningkatkan kemanpuannya, dan tidak puas terhadap apa yang telah dicapainya saat ini.
Diantara dampak negative tersebut adalah banyaknya tantangan dan masalah baru yang bermunculan dimasyarakat kita. Masalah itu adalah adanya keresahan hidup dimasyarakat semangkin meningkat, adanya kecenderungan pelanggaran disiplin secara terbuka oleh sebagian massyarakat dan adanya ambisi yang berlebihan untuk memaksa kehendak adanya kecenderungan masyarakat lain dari masalah, yang pada hakekatnya memicu terjadinya konflik dengan orang lain.
Tidak seorang pun yang tidak ingin menikmati ketenangan dan kebahagian dalam hidup. Dan semua orang akan berusaha mencari kebahagian tersebut, meskipun tidak semuanya dapat mencapainya, yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi, sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidakpuasan. Keadaan yang tidak memungkinkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, baik kaya ataupun miskin, tua ataupun muda, yang berpangkat ataupun rakyat biasa. Semua ini diperkaya lagi oleh pengaruh-pengaruh dari luar seperti arus globalisasi dan informasi yang membuat sesuatu itu lebih singkat, lebih dekat, lebih terbuka dan lebih mudah. Tapi dipegang dan dipakai oleh orang-orang tanpa dilandasi dengan nilai-nilai religius yang kuat.

*) Fitra  Herlinda, M.Ag. Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau. Makalah disampaikan dalam kegiatan Seminar Internasional “Peranan BK dalam meningkatkan Mutu Pendidikan” yang diselenggarakan oleh Prodi BK Jurusan KI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau, pada tanggal 5 Juni 2010 di Rektorat UIN Suska Riau.

Peran konselor dalam peningkatan kedisiplinan siswa di sekolah


A. PENDAHULUAN
Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini, diciptakan Allah dengan berbagai potensi, terutama akal pikirannya. Manusia memiliki empat dimensi yang semuanya harus seimbang sehingga ia bisa menjadi manusia yang seutuhnya. Dimensi tersebut meliputi dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan serta keberagamaan. Masing-masing dimensi harus tumbuh dan berkembang pada diri manusia dalam kuantitas dan kualitas yang seimbang.
Menyoroti dimensi kesusilaan dari manusia, bicara tentang tata tertib, norma, aturan,nilai, kebiasaan,moral,adat yang berlaku dan harus dipatuhi oleh manusia agar hidupnya teratur, selamat, dan bahagia berdampingan dengan manusia lainnya . Dimensi ini menunjukkan tingginya harkat martabat manusia dari makhluk ciptaan Allah yang lain seperti binatang. Kucing misalnya, bisa hidup sesuka hati tanpa terikat dengan aturan dan nilai-nilai, sehingga kucing dapat mengambil makanan yang bukan haknya tanpa izin. Terjadilah peristiwa kucing dipukuli, dan tidak jelas bentuk kesenangan, dan keteranturan hidup kucing.
Begitu pentingnya masalah aturan, nilai, moral, tata tertib, dan pendisiplinan bagi kehidupan manusia dalam rangka menjadikan harkat, martabat dan hidupnya sejahtera. Upaya untuk itu menjadi tugas dunia pendidikan dan pendidikan itu sendiri merupakan proses pembelajaran disiplin bagi individu. Kenyataannya masalah disiplin justru seperti momok yang menakutkan bagi penyelenggara pendidikan dan peserta didik. Hasil polling Gallup (dalam Geoff Colvin, 2008) yang diambil dari anggota masyarakat dan para pendidik selama beberapa tahun lalu (di daerah Amerika) telah memeringkatkan tata tertib sekolah dan perilaku siswa dalam peringkat tiga tertinggi dari masalah utama yang dihadapi sekolah.

Kamis, 02 Juni 2011

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN
                                                                                  BAB I
                                                         PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Semua orang tahu bahwa dalam semua ikhitiar pendidikan guru mempunyai perana kunci, di samping factor-faktor lain seperti sarana dan prasarana, biaya, kurikulum, system pengelolaan, dan peserta didik sendiri. Apa yang kita siapkan dalam pendidikan berupa sarana dan prasarana,  biaya dan kurikulum, hanya akan berarti jika di beriarti oleh guru Dalam educational leadership (maret ,1993) , Ronald Brandt menyatakkan”,  Hampir semua usaha reformasi dalam pendidikan seperti pembaruan kurikulum dan penerapan metode mengajar baru, akhirnya tergantung kepada guru. Tanpa mereka mengusai bahan pelajaran dalam strategi belajar mengajar, tanpa mereka dapat mendorong siswanya untuk belajar sungguh-sungguh guna mencapai prestasi yang tinggi, maka segala upaya peningkata mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal”.

INTELEGENSI

INTELEGENSI (KECERDASAN)

I.            PENDAHULUAAN       
Perkataan inteligensi (kecerdasaan) berasal dari kata intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan  satu sama lain. Menurut Stern, inteligensi ialah menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuan. Disini terlihat bahwa Stern menitikberatkan pada persoalan penyesuaian diri (adjustment) terhadap masalah yang dihadapi. Dengan demikian orang yang inteligensinya tinggi (orang cerdas) akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan masalah baru yang dihadapinya, bila dibandingkan dengan orang yang tidak cerdas.

Kamis, 26 Mei 2011

Thailand

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Asal  mula Thailand secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, yaitu kerajaan Sukhotai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian diteruskan kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan mempunyai wilayah kekuasaan yang lebih besar dibandingkan Sukhotai. Kebudayaan Thailand dipengaruhi kuat oleh Tiongkok dan India. Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16. Meski mengalami tekanan yang kuat, Thailand tetap bertahan sebagai satu-satunya negara diAsia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa. Namun demikian, pengaruh barat termasuk ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang  Britania.

Proses Belajar Mengajar

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
           
            Dizaman globalisasi ini persaingan semakin ketat, salah satunya adalah dalam proses belajar mengajar oleh karena itu kita sebagai guru atau pelajar harus punya kemampuan untuk bersaing dengan orang lain

 karna itu pula saya membuat makalah metode ini agar kita mempunyai pengetahuan bagaimana metode-metode dalam mengajar sehingga materi yang disampaikan kepada siswa tidak hanya ceramah saja tetapi masih banyak metode-metode yang bisa dipakai sehingga tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan tidak membosankan.

B. Tujuan

            Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mandiri strategi pembelajaran, selain dari pada itu juga untuk menambah ilmu pengetahuan kita tentang apa saja metode-metode dalam mengajar agar tujuan kita dalam mengajar dapat tercapai dengan baik dan benar

            Karena seorang tenaga pengajar adalah sumber ilmu bagi anak didiknya oleh karena itu seorang pengajar harus mempunyai metode-metode dalam mengajar agar proses belajar mengajar menjadi menyenagkan bagi anak didik dan dengan begitu tujuan pembelajaran akan mudah tercapai dengan baik

PENDEKATAN HOLISTIK DALAM KONSELING

 PENDEKATAN HOLISTIK DALAM KONSELING

A.    Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan yang dinamis dan sarat  perkembangan, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan budaya kehidupan.
Di dalam pendidikan untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri maka adanya bimbingan dan konseling, secara umum tujuan penyelenggaraan bantuan layanan bimbingan konseling adalah berupaya membantu peserta didik menemukan pribadinya dalam hal mengenai kekuatan dan kelemahan eirinya serta menerima dirinya secara dinamis sebagai modal perkembangan diri lebih lanjut.
Secara khusus konseling bertujuan membantu klien membuat pilihan yang tepat untuk memperbaiki pergaulan atau  hubungan di dunia sekitar dan teman-temannya. Banyak secara konseling seperti humanistic, pendekatan gestalt dan salah satunya konseling holistic yang mendekati 4 aspek, aspek fisik, mental, dan spiritual oleh sebab itu penulis akan menjelaskan makalah tentang pendekatan holistic konseling.

Minggu, 22 Mei 2011

Tujuh Kompetensi Guru

KOMPOTENSI – KOMPETENSI GURU
Oleh :
BOHARUDIN

A.    Latar Belakang
Kita bicara mengenai kompetensi-kompetensi guru itu apa dan syarat-syarat apa yang harus dikuasasi oleh seorang guru agar tidak kacau dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai guru dan bersosial dengan masyarakat sekitar karena guru adalah suri tauladan bagi peserta didiknya. Kompotensi adalah kelayakan untuk menjalankan tugas, kemampuan sebagai suatu faktor yang penting bagi guru, oleh karena itu kualitas dan produktifitas kerja guru harus mampu memperlihatkan perbuatan professional yang bermutu. Kemampuan atau kompetensi guru harus memperlihatkan prilaku yang memungkinkan mereka yang menjalankan tugas profesional dengan cara yang paling diingini, tidak sekedar menjalankan kegiatan pendidikan bersifat rutinitas.

Senin, 16 Mei 2011

TERAPI KONSELING DENGAN HIPNOTIS

TERAPI KONSELING DENGAN HIPNOTIS

( Sembuhkan Stres Pascatrauma )

Oleh:
Wahid Suharmawan

PENDAHULUAN
Cerita yang cukup memilukan, tetapi makin sering terdengar. Pola-pola kejadiannya selalu sama. Seorang yang sendirian di tempat yang asing atau tempat yang ramai didekati oleh seorang atau beberapa pria asing. Ia disapa dengan ramah dan sopan sebagaimana berlangsung dalam pertemuan biasa. Namun, akhirnya ia menyerahkan dompet, perhiasan, atau harta benda lain kepada si pria asing itu, seakan-akan dengan sukarela. Bahkan terjadi, ia mengantar pria asing itu ke bank, menarik uang berjuta-juta rupiah dari rekeningnya dan memberikan semuanya kepada orang yang tidak dikenal itu. Setelah pria asing itu pergi, baru ia menyadari bahwa ia menjadi korban penipuan. Semuanya dilakukannya dalam keadaan terhipnotis.

KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA

KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA
(ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA)


PENDAHULUAN

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) adalah suatu organisasi profesi yang beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan kualifikasi pendidikan akademik strata satu (S-1) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling dan Program Pendidikan Konselor (PPK). Kualifikasi yang dimiliki konselor adalah kemampuan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dalam ranah layanan pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir bagi seluruh konseli.
Konselor profesional memberikan layanan berupa pendampingan (advokasi) pengkoordinasian, mengkolaborasi dan memberikan layanan konsultasi yang dapat menciptakan peluang yang setara dalam meraih kesempatan dan kesuksesan bagi konseli berdasarkan prinsip-prinsip pokok profesionalitas:

PROFESIONALISASI SUMBER DAYA MANUSIA BIMBINGAN DAN KONSELING

PROFESIONALISASI SUMBER DAYA MANUSIA BIMBINGAN DAN KONSELING

Oleh:
Dr. Marthen Pali, M.Psi



Abstrak: Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di dalamnya mengatur ekspektasi kinerja guru dan 6 jenis pendidik lain yang sama-sama menggunakan materi pelajaran sebagai konteks layanan, dan tidak mengatur ekspektasi kinerja konselor yang menggunakan proses pengenalan diri konseli sebagai konteks layanan.  Akibatnya terjadi kesenjangan pengaturan ekspektasi kinerja di antara pendidik tersebut, dengan berlanjut sampai kepada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Demikian Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, juga tidak mendeteksi kesenjangan legal dalam pengaturan keberadaan konselor yang tidak menggunakan materi pelajaran sebagai konteks layanan. Namun demikian ABKIN sebagai asosiasi profesi yang mengawal mutu layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan tidak tinggal diam, melalui kerja keras telah mewujudkan sebuah Naskah Akademik Penataan Pendidikan Profesional Konselor (ABKIN, 2007) yang di dalamnya mengatur kompetensi lulusan, kurikulum, ketenagaan, dan kredensialitas kelembagaan. Bahkan ditindaklanjuti dengan PermenDiknas No. 27 tahun 2008 tentang Kompetensi Konselor. Upaya yang luar biasa dilakukan oleh ABKIN tersebut, ke depan diharapkan eksistensi konselor di tanah air mampu sejajar dengan profesi lain. Guna mewujudkan terobosan-terobosan tersebut diperlukan berbagai strategi pengembangan SDM bimbingan dan konseling.

PROFESIONALISASI SDM KONSELING


PROFESIONALISASI SDM KONSELING

Oleh : Prayitno

Berbicara tentang konseling, sesungguhnya kita membicarakan wilayah kehidupan yang cakupannya sangat luas, yang bisa jadi  tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Wilayah itu bisa meliputi hal-hal yang bersifat isu sampai dengan hal yang nyata terjadi di sini pada saat ini; dari kehidupan yang terjadi di kota surabaya ini sampai apa yang dirasakan di Santa Monica di Amerika sana. Dari setitik air sampai luasnya samudera di dunia; dari persoalan neraka sampai bayangan ke sorga; dari kondisi mbeling sampai kekhusyukan eling yang luar biasa.

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KONSELOR SEKOLAH MENENGAH ATAS MENURUT STANDAR KOMPETENSI KONSELOR INDONESIA

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KONSELOR SEKOLAH MENENGAH ATAS MENURUT STANDAR KOMPETENSI KONSELOR INDONESIA
(Studi Berdasarkan Profil Diskrepansi Kompetensi Aktual
dengan Kompetensi Standar pada Konselor SMA Negeri di Wilayah X)

Oleh:
Kartika Hajati*)




Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan tersedianya perangkat instrumen yang efektif untuk digunakan dalam pengembangan kompetensi konselor di lapangan. Didasari keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, penelitian ini ditujukan untuk menghasilkan perangkat instrumen berupa program dan panduan implementasinya yang efektif untuk mengembangkan kompetensi konselor selaras dengan Standar Kompetensi Konselor Indonesia, dirancang berdasarkan kesenjangan profil kompetensi aktual dengan kompetensi standar pada konselor SMA Negeri di wilayah X. Pengembangan produk tersebut dilakukan dengan menerapkan pendekatan research and development, melalui tahapan: (1) Studi Pendahuluan, (2) Pengembangan dan Validasi Produk, serta (3) Uji Efektifitas Produk. Perangkat instrumen pengembangan kompetensi konselor hasil penelitian ini, telah teruji efektif untuk mengembangkan kompetensi konselor. 

PANDUAN MENGEVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN SECARA KOMPREHENSIF

PANDUAN MENGEVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN  SECARA KOMPREHENSIF
Oleh Mahasiswa PPs BK 2008 UM Malang

A.          Rasionalisasi dan Tujuan Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen yang sangat penting dalam program bimbingan dan konseling perkembangan untuk menjamin   program itu sendiri. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan nilai suatu program, berbagai kegiatan di dalam program, dan para staff yang terlibat dalam program tersebut, untuk kemudian mengambil keputusan atau tindakan-tindakan di masa mendatang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui akuntabilitas program BK yang dilaksanakan.

INOVASI BIMBINGAN DAN KONSELING:MENJAWAB TANGANGAN GLOBAL


INOVASI BIMBINGAN DAN KONSELING:MENJAWAB TANGANGAN GLOBAL
Oleh: H.MOHAMAD SURYA


Tantangan Global
Sejalan dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan (termasuk bimbingan dan konseling) menghadapi berbagai tantangan mulai dari tantangan global, nasional, dan lokal. Tantangan-tantangan itu harus dihadapi dengan sebaik-baiknya mulai dari tatanan konstitusional, kebijakan, manajerial, dan operasional dalam berbagai aspek dan dimensi.. Prof. Dr. Karlheinz A. Geissler (2000) menyatakan bahwa: “Learning has become the citizen’s first duty. ‘Stop learning and you stop living’”. Selanjutnya Geissler menyatakan bahwa di milenium tiga ini kita dituntut untuk melakukan “learning offensive” atau pembelajaran yang bersifat ofensif dan proaktif. Selanjutnya dikatakan  bahwa untuk mampu mewujudkan ofensif pembelajaran diperlukan empat kompetensi yaitu: (1) plurality competence yaitu kecakapan untuk mengidentifikasi aspek produktif dari adanya keragaman, dan toleransi dan menggunakannya secara efektif, (2) socio-communicative competence yaitu kecakapan untuk berinisiatif, mengembangkan, mendukung dan mengelola menyimpulkan secara tepat proses-proses sosial, (3) transition competence, yaitu kecakapan untuk beradaptasi dengan proses transisi dalam kehidupan, (4) equilibrium competence yaitu kecakapan dalam menjaga keseimbangan dalam kondisi ketidak-pastian. 

KONSELOR MENJAWAB DINAMIKA ZAMAN


KONSELOR MENJAWAB DINAMIKA ZAMAN[1]
Oleh: Muhammad Nur Wangid 2


Abstrak

Perubahan dan perkembangan masyarakat mengisyaratkan seluruh warganya untuk melakukan penyesuaian. Baik sebagai individu ataupun kelompok tuntutan adaptasi dan akomodasi tidak terelakkan. Sebagai individu, konselor yang juga sebagai warga masyarakat tidak dapat menghindari tuntutan tersebut. Penyesuaian dilakukan bukan saja terhadap tuntutan perubahan dan perkembangan, tetapi juga kebutuhan untuk berubah dalam menjalankan tugas profesianya.

Kerangka Kerja untuk Bimbingan Skripsi


Konseling Religius:
Kerangka Kerja untuk Bimbingan Skripsi[1]
      
                                          Oleh Adi Atmoko


Abstrak: Skripsi masih merupakan kendala besar bagi mahasiswa untuk lulus tepat waktu. Masalah skripsi bukan hanya aspek teknis, melainkan juga nonteknis (emosi). Dari sisi masalah, tujuan dan sesi-sesi pertemuan, maka pembimbingan skripsi dapat dipandang, dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu proses konseling. Gagasam utama dalam tulisan ini adalah suatu kerangka kerja terpadu sebagai acuan proses konseling dalam membimbing mahasiswa sedemikian rupa sehingga mampu mengatasi masalah teknis dan emosi, dan dapat menyelesaikan skripsi secara tepat waktu dengan memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Kerangka kerja dikembangkan atas dasar strategi religius yang diharapkan sebagai acuan proses dan teknik konseling dalam Pembimbingan Skripsi berbasis pada Mahasiswa.

          Kata-kata kunci:   kerangka kerja pembimbingan skripsi, strategi religius


Sebelum semester genap 1999/2000 pembimbingan skripsi mahasiswa program studi BK dilaksanakan secara tradisional dengan peran utama pada dosen pembimbing atas tugas dari dekan, tanpa pedoman kerja dan monitoring yang jelas. Model tersebut dinilai kurang efektif bagi peningkatan kualitas dan proses penulisan skripsi mahasiswa. Sebagai koreksi atas kelemahan model tradisional, sejak semester genap 1999/2000 pembimbingan skripsi mahasiswa program studi Bimbingan Konseling dilaksanakan dengan model terpadu, yaitu proses pemberian bantuan terhadap mahasiswa penulis skripsi dengan melibatkan berbagai pihak dan unsur yang terkait langsung dengan penyelesaian skripsi mahasiswa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai penilaian. Pembimbingan skripsi terpadu melibatkan unsur pimpinan program studi BK, satgas skripsi, dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II.  Setelah dievaluasi,  model terpadu baik sejak tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi  telah berjalan efektif (Widada, 2001).
Namun, jika dicermati, ternyata pengertian terpadu tersebut tidak melibatkan mahasiswa sebagai unsur subjek penyusun skripsi, tetapi masih dianggap sebagai objek yang dibimbing. Di samping itu kegiatannya lebih banyak bersifat administratif dan teknis penulisan skripsi, seperti penyusunan kebijakan, koordinasi, pengisian format, dan pembimbingan dalam penyusunan proposal, studi pustaka, penyusunan instrumen, pengolahan data dan penulisan laporan.

Hubungan antara rasa keberhasilan bidang akademik (academic self-efficacy) dengan prestasi belajar mahasiswa.


Hubungan antara rasa keberhasilan bidang akademik (academic self-efficacy) dengan prestasi belajar mahasiswa.
Oleh :
Najlatun Naqiyah

ABSTRACT
This research about correlation between student’s achievement and student’s self-efficacy of high-achiever, achiever and underachiever. Self-efficacy in academic sphere is how far one’s projection toward his ability to organize and to lead into achieving educational goals (Bandura, 1997). This research is intented to prove as to whether a high self-efficacy student automatically has high-achievement, and vice-versa. The subjects of the research are students of faculty of Mathematic and of Natural Sciences (FMIPA) Surabaya State University at academic year 2008-2009. Research samples are limited to those of fifth semester student at Mathematic, Biology, Physic, and Chemistry with technique of total sampling. They are 154 students. Data were analyzed into two steps. First is to analize student’s scholastical basis using crosstabulation analysis in order to categorize those of underachiever, achiever, and high-achiever. Second step uses questionaire of self-efficacy which derived from Bandura (1997) which based on Likert’s sumated rating prinsip. Hence we examine using cross-tabulation and Chi-square to prove the correlation between academic achievement and student’s self-efficacy. By using Chi-square, we conclude that there is no significant relation between academic achievement and self-efficacy. The conclusion is derived from student’s marks using Chi-quare of faculty of MIPA UNESA, at figure 7,567, with a probability 0,109 (it’s more than 0,05).

Kata kunci : rasa keberhasilan bidang akademik, prestasi belajar, underachiever (kurang), achiever (sesuai) dan  highachiever (lebih).

PEMBELAJARAN KONSELING DENGAN PROGRAM COMIC LIFE TEACHING COUNSELING THROUGH COMIC LIFE SOFTWARE


PEMBELAJARAN KONSELING DENGAN PROGRAM COMIC LIFE TEACHING COUNSELING THROUGH COMIC LIFE SOFTWARE

Eka Wahyuni, S. Pd., MAAPD
Dra. Gantina Komalasari, M. Psi


Abstract: Teaching counselling requires considerable effort to make students comprehend better its theories dan techniques. The study investigates creation of comic with Comic Life software to enhance students’ comprehension of behavioural counselling techniques. The study used classroom action reasearch which targeted Guidance and Counseling student who participate in Individual Counseling subject in State University of Jakarta. The study indicated that learning behavioural counselling techniques through creation of comic with Comic Life software brought better comprehension and better motivation among students.

Keywords: behavioural counselling techniques, Comic Life, scenario

PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Keterampilan konseling merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seluruh mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan PP Mendiknas No. 27 tahun 2008, yaitu menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling. Kompetensi ini dikembangkan dalam mata kuliah konseling individual. Mata kuliah konseling individual merupakan mata kuliah inti di jurusan bimbingan konseling. Mata kuliah ini menuntut mahasiswa memiliki pemahaman yang komprehensif tentang teori dan praktek berbagai pendekatan konseling, termasuk di dalamnya adalah teknik-teknik konseling.

Pendekatan Konseling Spiritual Untuk Mengembangkan Hikmah Ibadah Bagi Pemulihan Pecandu Napza

Pendekatan Konseling Spiritual  Untuk Mengembangkan Hikmah Ibadah Bagi Pemulihan Pecandu Napza

(Penelitian Tindakan Kolaboratif dalam Upaya Mengembangkan Hikmah Ibadah untuk Mencapai Perkembangan Kemampuan Bio-Psiko-Sosio-Spiritual Pemulihan Pecandu NAPZA di Balai Pemulihan Sosial Pamardi Putra Lembang Bandung

Oleh
Cucu Maesaroh *)


Abstract: This research is aimed at finding a formula of spiritual counseling approach to the developing the blessing of worship for the rehabilitation of drugs addict provided by Balai Pemulihan Sosial Pamardi Putra Lembang (Drugs Addicts Social Rehabilitation Organization). It applied  the qualitative method by using collaborative action research approach. The gained results are : (1) the change in physical, social, and mental-spiritual structures which affect the personal maturity; (2) the change in personality with noble character which can give advantages to the addicts themselves, family environment, and social environment around them; (3) the development of balanced intelligence maturity among intellectual intelligence, emotional intelligence, mental intelligence, and spiritual intelligence of drugs addicts which can become an internal factor of personal strength and unity to reach the true happiness; and (4) can reach divine potential, so, the addicts can solve their life problems wisely, including the problems of relapses, with this potential.

Kata kunci : Pendekatan konseling spiritual, hikmah ibadah, pemulihan pecandu NAPZA.

Penelitian ini dirancang atas dasar kondisi objektif yang dihadapi pecandu NAPZA di dalam menjalani pemulihan, seringkali harus keluar masuk atau berulang-ulang mengikuti pemulihan pada balai pemulihan yang berbeda atau yang sama, disebabkan suatu kondisi perilaku kekambuhan kembali menggunakan NAPZA atau terjadinya kegagalan dalam menjalani pemulihan. Balai pemulihan sosial bagi pecandu NAPZA, keberadaannya bertujuan untuk mempersiapkan pecandu NAPZA agar mampu menjalani pemulihan secara sehat dan wajar, namun dalam kenyataannya, pecandu menunjukan perilaku relapse. Dari sini nampak ada masalah dalam proses pertolongan dalam pemulihan bagi pecandu NAPZA, yang belum menyentuh metode terpadu bio-psiko-sosio-spiritual. Maka untuk itu diperlukan rumusan pendekatan konseling spiritual untuk mengembangkan hikmah ibadah bagi pemulihan pecandu NAPZA

PELAKASANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH


PELAKASANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
(Atas Hasil Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Rayon 14 UNESA )
oleh 
Muhari


Pendahuluan
Tulisan ini ingin menginformasikan pelaksanaan bimbngan dan konseling di sekolah berdasar atas hasil pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan khususnya guru BK Rayon 14  UNESA, yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, mencakup kuota 2008 dan 2009. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dalam konteks ini adalah pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di wilayah sertifikasi guru dalam jabatan Rayon 14. Adapun kriteria yang digunakan untuk mendiskripsikan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut berupa  ketentuan yang telah ditetapkan dalam rambu-rambu penilaian portofolio. Mereka yang dapat melewati batas minimal kelulusan (passing grade) dinyatakan lulus, sementara yang tidak dapat melewatinya dinyatakan tidak lulus. Bagi mereka yang tidak lulus harus mengikuti  pendidikan dan latihan yang disebut pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) yang diakhiri dengan ujian . Mereka yang tidak lulus diberi kesempatan untuk mengulang hingga dua  kali. Berikut dikutip dasar hukum dan tujuan diselenggarakannya sertifikasi  guru dalam jabatan, komponen-komponen penilaian, dan ketentuan kelulusan.,

Sabtu, 14 Mei 2011

Resume Mata Kuliah Psikologi Sosial Pendidikan


PENGERTIAN PSIKOLOGI SOSIAL MENURUT PARA AHLI

1.      Sherif dan Muzper 1956 yang mengatakan ilmu psikologi social adalah ilmu tentang pengalaman dan perilaku individu dalam kaitannnya dengan situasi stimulus social.
2.      Watson 1966, ilmu tentang intraksi manusia.
3.      Krech, dkk 1962 yang mengatakan ilmu psikologi social adalah ilmu tentang pristiwa perilaku hubungan antarpersonal atau antar pridadi.
4.      Jhon Dewey dan Huber, 1966 yang mengatakan ilmu psikologi adalah ilmu studi tentang manusia individual ketika ia berintraksi biasa secara simbolik dengan lingkungan.
5.      Jones dan Gerrard 1967 adalah sub disiplin dari psikologi yang mengkhususkan diri pada studi ilmiah tentang perilaku individu sebagai fungsi rangsangan atau stimulus social.
6.      M.C David Harari 1968 adalah studi ilmiah tentang pengalaman dan prilaku individu dalam kaitan dengan individu lain, kelompok dan kebudayaan.

Tugas Pokok Guru Pembimbing


TUGAS POKOK GURU PEMBIMBING

A.    Latar Belakang
   Guru pembimbing tidak lepas dari tugas pokoknya yaitu guna terciptanya layanan yang maksimal, diantaranya penyusunan program rencana pelayanan bimbingan dan konseling. Langkah selanjutkannya adalah pelaksanaan setelah itu tentu harus adanya evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling. Untuk melaksanakan program pelayanan yang baik tentunya setiap guru pembimbing harus mengetahui tugas pokoknya. Semua itu agar tidak terjadi penyelewengan atau kekacauan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.