Rabu, 26 Oktober 2011

METAFISIKA


METAFISIKA

Oleh:
Boharudin

A.    Pendahuluan
Metafisika adalah bagian kajian filsafat yang paling abstrak dan dalam pandangan sementara orang merupakan bagian yang paling “tinggi” karena berurusan dengan realitas paling utama, berurusan dengan “apa yang sungguh-sungguh ada” yang membedakan sekaligus menentukan bahwa sesuatu itu mungkin ataukah tidak. Sekalipun demikian, subjek yang pasti dari kajian metafisika secara terus-menerus dipertanyakan, demikian juga validitas klaim-klaimnya dan kegunaannya (Hamlyn, 1993: 556). Dengan demikian, pertanyaan pokok yang agaknya perlu dijawab dahulu adalah: Mengapa perlu berkenalan dengan Metafisika? Jika ternyata banyak pengertian “metafisika”, lantas “metafisika” yang mana yang perlu dipelajari dalam rangka studi filsafat? Pertanyaan pertama terkait dengan persoalan relevansi studi metafisika, sedangkan pertanyaan kedua berhubungan dengan batasan dan ruang lingkup studi metafisika.
Terkait dengan pertanyaan pertama, dapat dijawab melalui, setidaknya dua konteks, yakni konteks filosofis dan konteks praksis kehidupan. Dalam konteks filosofis, jika filsafat merupakan suatu usaha yang pertanyaan-pertanyaannya selalu bersifat mendasar, kritis-reflektif (mempertanyakan dasar-dasar pertanyaan dan argumentasinya sendiri) dalam rangka mengungkap asumsi-asumsi tersembunyi dari klaim-klaim tentang segala hal (“pengetahuan”, “realitas”, “yang baik”, “yang indah”, dll), maka “metafisika” merupakan basic philosophy (filsafat dasar) yang merupakan dasar penting bagi semua cabang filsafat lain (Sontag, 1970: 1). Metafisika dalam konteks filsafat lebih menunjukkan objek formal, bukan terkait dengan keluasan objek materialnya, namun sudut pandangnya mengenai inti yang termuat dalam setiap kenyataan, yang pada dasarnya merupakan refleksi filosofis mengenai kenyataan yang paling mutlak, paling mendalam dan paling ultima (Bakker, 1992: 15), dan juga “sebab pertama” sebagaimana dahulu diangkat sebagai issue filosofis paling penting oleh Aristoteles (MRLSU, 2007: 2)
Terkait dengan konteks praksis kehidupan, metafisika bisa jadi memiliki peran yang sangat sentral dewasa ini. Jika hari-hari kita sekarang ini kita terima sebagai saat yang penuh dengan perubahan radikal terkait dengan prinsip-prinsip dasar, nilai, dan lembaga-lembaga sosio-kultural, maka dewasa ini juga merupakan saat yang tepat untuk belajar metafisika, lantaran hanya melalui pengkajian yang sedemikian mendasar sebagaimana ada pada studi metafisika, kita akan menemukan kembali orientasi mental dan moral. (Sontag, 1970: xi). Perubahan sosial yang cepat dan merombak sendi-sendi identitas dan hubungan antar manusia, tentu menuntut adanya suatu pijakan kontemplatif yang dapat melihat dengan lebih jernih dasar dan akar perubahan tersebut.
Tugas makalah sengaja di buat walau senyatanya jauh dari maksud untuk secara mendalam membawa pada isu metafisika, mengingat pergumulan metafisis mensyaratkan adanya ketuntasan dan totalitas berfilsafat, yang itu mengandaikan suatu point no return. Sekali muncul persoalan filosofis (baca: metafisis) di benak kita (misalnya, “apakah Tuhan itu ‘ada’?” “Adakah syarat kategorial untuk ‘ada’ Tuhan sama dengan untuk ‘ada’ yang lain?), maka baik kita dapat menemukanjawabannya atau tidak, dunia dan hidup akan menjadi nampak berbeda bagi kita. Oleh karenanya, titik pijak diskusi ini cukuplah sikap open mind, dalam arti bahwa sebuah kencan singkat bisa jadi hanya menjadi “pengisi waktu luang dan penghibur kejenuhan”, namun bisa pula membawa pada impresi “sekali untuk selamanya…

Rabu, 05 Oktober 2011

BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH DASAR


BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH DASAR
Bimbingan karier di sekolah dasar tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak melakukan pilihan pilihan prematur. fokusnya malahan akan kesadaran akan pilihan pilihan yang bakal tersedia , cara cara mengantisipasi dan merencanakannya ,serta hubungannya dengan cirri cirri pribadi .banyak murid yang perlu mengetahui bahwa mereka akan mempunyai kesempatan kesempatan untuk memilih dan kompetensi untuk melaksanakannya .murid murid ini juga perlu menyadarinya ,bagaimana mereka berubah ,dan bagai mana mereka dapat menggunakan penggalaman penggalaman sekolah untuk menjelajah dan bersiap guna menyongsong masa depan .
Diantara asumsi asumsi yang menyebabkan bimbingan karier mendapatkan kepercayaan disekolah dasar adalah sebagai berikut: (1). Kesadaran bahwa gaya gaya prilaku memilih pada masa remaja dan dewasa di pengaruhi oleh tipe tipe pengalaman perkembangan yang berlangsung pada masa kecil ;(2) terbukti bahwa banyak materi dan teks yang digunakan disekolah sekolah dasar mengambarkan dunia kerja atau dunia pendidikan dimasa depan secara tidak seksama dan membantu perkembangan yang tidak perlu mengenai tipe okupasi okupasi menurut jenis kelamin atau pandangan pandangan yang sempit mengenai kesempatan kesempatan pendidikan atau okupasional yang tersedia ;dan(3) pengakuan bahwa perasaan perasaan mengenai kompetensi pribadi menghadapi masa depan tumbuh dari pengetahuan tentang kelebihan kelebihan .cara cara untuk memodifikasi kelemahan kelemahan ,keterampilan keterampilan dalam merencanakan dan menggunakan sumber sumber eksploratoris yang tersedia ,pemahaman tentang hubungan hubungan antara persekolahan dan penerapannya dalam pekerjaan serta peranan peranan masyarakat lainnya(Herr&Cramer,1984:21)
Bimbingan karier sejak permulaan kelahirannya diperlukan sebagian karena komleksitas dunia kerja .Walaupun dunia kerja ini ,juga ini telah diketahui oleh person dan tokoh tokoh bimbingan karier terdahulu lainnya,akan tempak sederhana bila di bandingkan dengan masyrakat ilmiah dan teknologi dewasa ini, dapat dipastikan bahwa program program bimbingan karier dari generasi generasi, sangat bermanfat dalam membantu ribuan anak muda dalam keputusan keputusan ,penempatan penempata dan penyesuaian penyesuaian kariernya .
Dunia kerja dewasa ini terus meningkat dalam ruang lingkupdan komlek sitasnya .sehingga kebutuhan akan bimbingan karier jauh lebih bersar dari pada sebelumyan.di amerika serikat lebih dari 35 ribu jenis pekerjaan yang tercatat pada dictionary of occkupational titles (1965).sehingga jelas sekali bahwa kemungkinan kemungkinan pilihan occovasional tidak terbayangkan.
Berbagai jenis pengalaman yang harus disediakan yang mengakui berbagai latar belakang dan kebutuhan murid murid dari berbagai latar belakang.
Anak Sekolah Dasar
pada dasarnya anak-anak pada usia sekolah dasar secara has terbuka kepada dan berintraksi dengan rentang stimuli yang luas dan berbagai perilaku. Dalam antusiasme dan keingin tahuannya yang tak terkendalikan, mereka belum dipaksa oleh realitas realitas sosial yang mengganggu dan yang mengubah persepsi-persepsi dari saudara-saudaranya yang lebih tuah dan banyak orang dewasa dimana mereka beridentifikasi.
Maslow (1959 ) mengemukakan hierarki kebutuhan-kebutuhan dasar sebagai berikut: 1. kebutuhan-kebutuhan fisiologis, 2.kebutuhan-kebutuhan keamanan, 3.kebutuhan akan keikut sertaan dan kecintaan, 4.kebutuhan akan penghargaan, harga diri , kebebasan dan dianggap penting, 5.kebutuhan akan impormasi, 6.kebutuhan akan pengertian, 7.kebutuhan akan keindahan, 8.kebutuhan akan aktualisasi diri.
Tujuan tujuan bimbingan karier di sekolah dasar. Tujuan-tujuan bimbingan karier disekolah dasar adalah tujuan memberikan pengalaman-pengalaman sehingga murid-murid dapat mengerjakan yang berikut (Herr, 1976: 1-2 ):

DESAIN PRAKTEK KONSELING INDUSTRI


DESAIN PRAKTEK KONSELING INDUSTRI

Oleh:
Boharudin

A.    Latar Belakang
Dunia berkembang begitu pesatnya di dalam berbagai bidang kehidupan. Begitupun dalam dunia industri dan sector usaha yang berkembang berkat penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian kompleksnya masyarakat modern, masalah - masalah manusia dalam sistem ekonomi dan produsi yang semakin penting khususnya menyangkut pembinaan staf manajer tenaga karyawan ataupun buruh.
Dengan adanya perkembangan dalam hal tersebut khususnya perkembangan dalam dunia niaga, bisnis, industry akan memberikan dampak terhadap kondisi social atau pun mental dari masyarakat yang selaku pelaku dalam dunia industry.
Salah satu contoh dalam hal ini adalah perusahaan, Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai strategi besar dalam mengatur orang-orang dalam bekerja sama. Organisasi menimbulkan hubungan yang dapat diperkirakan diantara orang-orang, teknologi, pekerjaan, dan sumber daya. Apabila orang-orang bergabung melakukan upaya bersama, maka harus ada organisasi untuk memperoleh hasil yang produktif.
Perusahaan di Indonesia berdasarkan kepemilikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu perusahaan milik Negara dan perusahaan milik swasta. Semua perusahaan melakukan proses produksi sehingga menghasilkan barang atau jasa. Untuk melakukan proses, perusahaan atau industry membutuhkan yang namanya karyawan. Karyawan merupakan orang yang bekerja di perusahaan atau organisasi. Biasanya setiap organisai suka membayangkan bahwa para pegawainya merupakan peduan kelompok sebagai “satu keluarga besar yang bahagia.” Para pegawai merupakan satu keluarga sejauh mereka loyal kepada organisasi dan meyakini tujuannya. Sebaliknya, Para pegawai pada kebanyakan organisasi juga terpilah-pilah menjadi berbagai jenis subkelompok yang berbeda.
Dalam menjalani kehidupan industry, tidak jarang para karyawan mengalami yang namanya stress. Hal ini bisa diakibatkan beban kerja yang berlebihan, tekanan atau desakan waktu, kualitas penyelia yang jelek, iklim politik yang tidak aman, wewenang yang tidak memadai untuk melaksanakan tanggung jawab, konflik, frustasi dan masih banyak kesenjangan yang lain yang terjadi.

Aplikasi teori motivasi dan kesimpulannya


APLIKASI TEORI MOTIVASI DAN KESIMPULANNYA

Oleh:
Boharudin


A.   Pendahuluan
Dalam teori ini motivasi merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, atau dapat dikatakan motivasi sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Teori ini lebih diterapkan pada karyawan atau pekerja. Hal ini terkait dengan jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan.
Dalam hal ini motivasi dan kemampuan karyawan merupakan salah satu aspek atau faktor yang dapat meningkatkan sinergik (synergistic effect). Maka pembinaan terhadap sumber daya manusia tidak pada penyelenggaraan latihan (training) saja, tetapi juga didukung dengan pengembangan atau pembinaan selanjutnya (development).
Menurut Mitchell (dalam Winardi , 2000) tujuan dari motivasi adalah memperediksi perilaku perlu ditekankan perbedaan-perbedaan antara motivasi, perilaku dan kinerja (performa). Motivasilah penyebab perilaku; andai kata perilaku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi.
Tinggi rendahnya produktivitas suatu perusahaan bergantung pada motivasi keryawan atau pekerja untuk bekerja. Tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak akan tercapai tanpa adanya motivasi dari para karyawan atau pekerja untuk bekerja. Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang besar dari para karyawan maka hal tersebut merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.