Senin, 09 Mei 2011

Teknik Pembuatan Makalah


TEKNIK PEMBUATAN MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai bagian dari implementasi terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi, Mahasiswa, selain (di) wajib(kan) mengikuti proses pendidikan dan pengabdian terhadap masyarakat, juga dituntut untuk melakukan penelitian.
“Menulis Makalah” merupakan salah satu dari beberapa bentuk ekspresi mahasiswa dalam upaya melestarikan tradisi intelektual akademik. Sayangnya, tidak sedikit dari kita yang mengeluh jika “Menulis Makalah” itu sulit, tidak gampang, ribet, banyak aturan, dan masih banyak alasan lain yang sebenarnya bisa kita carikan solusinya. Benarkah “Menulis Makalah” itu sulit? Inilah pertanyaan yang harus segera dijawab dalam tulisan sederhana ini.

B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan Makalah?
2.      Bagaimana Kriteria dan Teknik Penulisan Makalah?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Supaya Mahasiswa mengetahui pengertian Makalah.
2.      Supaya Mahasiswa memahami proses pembuatan Makalah berdasarkan kriteria dan teknik penulisan.
BAB II
PEMBUATAN MAKALAH
A.    Pengertian Makalah
Menulis bagi sebagian mahasiswa, lebih-lebih mahasiswa baru, adalah pekerjaan yang berat dibandingkan dengan “berbicara”. Menuangkan ide gagasan dalam bentuk tulisan, memang membutuhkan waktu dan tidak langsung jadi begutu saja. Semuanya membutuhkan proses.
Dalam makalah ini, penulis tidak akan membahas bagaimana cara menumbuhkan motivasi untuk menulis makalah, melainkan lebih fokus kepada teknik penulisan. Berdasarkan refleksi dan perenungan penulis, dan berangkat dari hasil diskusi kecil dengan kawan-kawan mahasiswa lain, ternyata mayoritas mahasiswa sering dipusingkan dengan aturan-aturan atau kaidah penulisan ilmiah yang katanya serba njlimet dan ribet, sehingga menimbulkan keengganan (lebih tepatnya kemalasan) mahasiswa untuk produktif menulis. Menulis Makalah, hanya dilakukan ketika mendapatkan tugas dari dosen tentang materi perkuliahan. Itu pun, masih ada yang mengambil jalan pintas dengan melakukan plagiatisme; membajak karya tulis orang lain baik dari buku, majalah, koran, internet, dan media lain tanpa memperhatikan etika pengutipan.
Apa sebenarnya makalah itu?
Menurut Anwar Hasnun sebagaimana dikutip oleh Didik Komaidi, Makalah merupakan karya ilmiah, tetapi lebih khusus bila dibandingkan dengan karya tulis lainnya. Makalah lebih memfokuskan pada karya tulis yang dibacakan di muka umum seperti dalam bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok, seminar, atau lokakarya. Meskipun sama-sama karya tulis ilmiah, jika ditilik dari tujuan pembuatannya, terdapat perbedaan yang mendasar antara makalah, skripsi, tesis, maupun disertasi. Skripsi merupakan karya tulis yang dibuat sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Strata 1, sebagaimana tesis untuk S2 dan disertasi untuk S3. Sedangkan persamaannya ialah sama-sama hasil pikiran, hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu, yang disusun menurut metode tertentu berdasarkan pengamatan, secara sistematis dan terarah.
Bisanya, setiap Perguruan Tinggi sudah menetapkan aturan baku mengenai sistematika dan teknik penulisan karya tulis ilmiah, baik berupa makalah, skripsi, tesis, maupun disertasi, meskipun secara umum tidak keluar dari kaidah-kaidah kelaziman. Sebagai contoh, di Kampus Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara, setiap tahun menerbitkan Buku Panduan Institut yang berisi gambaran umum INISNU Jepara dan sejumlah aturan dan ketentuan yang berlaku di dalamnya yang dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pimpinan, dosen, maupun mahasiswa, agar seluruh civitas akademika, dapat memahami, menghayati, dan melaksanakan aturan dan ketentuan yang dimaksud dengan baik, sesuai dengan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing. Tak terkecuali mengatur teknis pembuatan karya tulis ilmiah (makalah).
B.     Kriteria dan Teknik Penulisan Makalah
Masih menurut Anwar Hasnun, kriteria atau ciri makalah secara umum ialah:
1.         Logis, artinya keterangan , uraian, pandangan, dan pendapat dapat dikaji, dibuktikan, dan diterima rasio atau akal sehat.
2.         Obyektif, artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya, tidak memihak, tidak berlebihan, dan sejenisnya.
3.         Sistematis, yakni apa yang disampaikan, disusun atau ditulis secara runtut dan berkesinambungan, ada kaitan antara awal hingga akhir.
4.         Jelas, maksudnya keterangan, pendapat, dan pandangan yang dikemukakan jelas, dan tidak membingungkan, lugas, tidak bertele-tele.
5.         Kebenarannya dapat diuji. Artinya, penyataan, pandangan serta keterangan yang dipaparkan dapat diuji, berdasarkan kenyataan yang sesungguhnya.
Adapun langkah-langkahnya:
1.      Menentukan topik makalah.
2.      Mencari bahan atau referensi.
3.      Penelaahan atau membaca secara mendalam bahan-bahan yang telah terkumpul.
4.      Proses penulisan.
5.      Koreksi dan editing.
6.      Revisi.
7.      Presentasi.
Tahapan-tahapan proses pembuatan makalah di atas, hanya sebagai acuan dan tidak bersifat saklek, sehingga bisa saja kita mengambil langkah lain yang menurut hemat kita lebih efektif.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sebagai penutup, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:
1.        Makalah merupakan karya ilmiah, tetapi lebih khusus bila dibandingkan dengan karya tulis lainnya. Makalah lebih memfokuskan pada karya tulis yang dibacakan di muka umum seperti dalam bentuk diskusi kelas, disksusi kelompok, seminar, atau lokakarya.
2.        Kriteria atau ciri makalah secara umum ialah:
1)      Logis
2)      Obyektif
3)      Sistematis
4)      Jelas
5)      Kebenarannya dapat diuji
B.     Saran
1.      Sebelum menulis makalah, ada baiknya mahasiswa mengetahui terlebih dahulu definisi “makalah” serta perbedaannya dengan karya tulis ilmiah yang lain (skripsi, tesis, dan disertasi).
2.      Dalam menulis maklah, seyogyanya mahasiswa mengacu pada kriteria yang telah disepakati secara umum berdasarkan kaidah dan teknik penulisan ilmiah.
C.    Kata Penutup
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang sudi menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini. Saran kritik konstruktyif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian.
DAFTAR PUSTAKA
Contoh :Komaidi, Didik, Aku Bisa Menulis; Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap, Yogyakarta: Sabda Media, 2008, Cet. 2.


TEKNIK PENULISAN SKRIPSI.
Tata Cara Penulisan
1.      Penulisan skripsi menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan; dan jika di pandang mampu maka dapat menggunakan Bahasa Arab dan atau Bahasa Inggris
2.      Informasi disajikan dengan bahasa yang lugas, sederhana, tepat dan langsung pada persoalan yang dibicarakan;
3.      Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan daerah, dengan huruf miring (italic), seperti kata istinbath al-ahkam (istinbâth al-ahkâm), drop out (drop out), gugur gunung (gugur gunung);
4.      Untuk menghindari subyektivitas, penulisan skripsi tidak diperbolehkan menggunakan kata saya, aku, kami atau kita kecuali dalam kata pengantar;
5.      Penulisan ayat al-Quran dan teks al-Hadist sesuai dengan aslinya, memperhatikan tanda-tanda baca yang tertera, disertai syakalnya dengan menggunakan mushaf Utsmâni serta menyebutkan nama surat dan nomor ayat untuk teks al-Quran dan nama perawi untuk teks al-Hadist.
Bentuk dan Format Penulsian
1.      Naskah skripsi diketik dengan jenis huruf standard (Times New Roman) dengan ukuran/font 12 , Spasi ganda dan minimal 40 halaman;
2.      Skripsi berbahasa Arab menggunakan font Traditional Arabic dengan huruf ukuran 18;
3.      Kertas yang dipergunakan untuk penulisan skripsi adalah Kuarto (A4S) ukuran 21,5 x 29,7 cm berat 70 – 80 gram;
4.      Batas margin kiri dan atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm, sedangkan untuk skripsi yang ditulis dengan Bahasa Arab maka margin kanan dan atas 4 cm, kiri dan bawah 3 cm;
5.      Setiap satu lembar kertas kuarto hanya digunakan satu halaman saja (tidak bolak balik) diketik dengan spasi ganda, sedangkan skripsi berbahasa Arab dengan jarak 1 spasi;
6.      Alinea baru dimulai pada ketukan ketujuh dari margin kiri bagi skripsi yang berhuruf latin atau dari margin kanan bagi skripsi yang berhuruf Arab;
7.      Judul skripsi ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, ukuran huruf dengan memperhatikan estetika penulisan.
8.      Judul bab ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, sub judul bab ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital, demikian juga anak sub judul atau sub anak judul disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan;
9.      Sampul skripsi menggunakan kertas buffalo atau sejenisnya dijilid tebal dan dilapisi plastik (hard cover) dengan huruf timbul warna tinta hitam;
10.  Sampul skripsi berwarna, sesuai dengan warna bendera Fakultas
11.  Penomoran halaman dimulai dari Bab I sampai akhir laporan skripsi menggunakan angka arab (1, 2, 3, 5, 6 dst.) diletakkan di sebelah kanan atas, kecuali nomor halaman bab baru yang diletakkan di tengah bagian bawah, sub judul ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital kecuali kata penghubung/sambung, demikian juga anak sub judul atau sub anak judul disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan, sedangkan pada halaman judul sampai halaman daftar isi menggunakan huruf Romawi kecil (seperti i, ii, iii, iv, v, dst.) yang diletakkan di tengah bagian bawah;
12.  Penomoran tabel atau gambar diberi nomor urut dengan angka arab (Tabel 1., Tabel 2., dst.);
13.  Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing bab ditulis berturut-turut sampai akhir bab dan dimulai kembali dengan nomor satu pada bab berikutnya;
14.  Abstrak skripsi diketik 1 spasi maksimal 2 halaman, ditulis dalam Bahasa Indonesia.
TEKNIK NOTASI ILMIAH
Kutipan
Kutipan terdiri dari dua macam, yaitu :
1.      Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama dengan bentuk asli yang dikutip baik dalam susunan kata maupun tanda bacanya. Kutipan langsung tidak dibenarkan lebih dari satu halaman. Kutipan langsung dipergunakan hanya untuk hal-hal yang penting saja seperti definisi atau pendapat seseorang yang khas. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris, diketik biasa dalam teks skripsi dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik(“) dan diberi nomor kutipan yaitu dengan pola catatan kaki (footnote). Ini dimaksudkan jika diperlukan notasi dapat lebih leluasa dan memudahkan pembaca. Kutipan yang lebih dari empat baris, diketik dengan masuk (menjorok) tujuh ketukan dan tidak dibubuhkan tanda petik, serta ditulis dengan jarak 1 spasi. Kutipan terjemah al-Qur’an dianggap seperti kutipan langsung, diketik 1 spasi meskipun kurang dari empat baris, tidak ditulis miring dan tidak menyebut kata Artinya;
2.      Kutipan tak langsung (parafrase) adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti saduran, atau ringkasan. Dalam kutipan semacam ini, penulis tidak perlu memberi tanda petik, ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber pengambilannya;
1)      Sumber kutipan merujuk pada ilmuwan yang ahli dalam bidangnya;
2)      Kutipan skripsi diantaranya harus mencakup minimal satu sumber/buku yang berbahasa Arab dan satu sumber/buku berbahasa Inggris yang terkait dengan pokok bahasan, tidak termasuk kamus;
3)      Kutipan Tafsir dan Hadist harus bersumber pada kitab asli (sumber primer).
4)      Kutipan dapat bersumber dari internet atau CD dengan mencantumkan situs dan menunjukkan print-outnya.
Catatan Kaki (footnote)
1.      Catatan kaki merupakan catatan pada bagian kaki halaman teks yang menyatakan sumber sesuatu kutipan atau pendapat mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam teks;
2.      Catatan kaki dapat berfungsi sebagai tambahan yang berisi komentar atau penjelasan yang dianggap tidak dapat dimasukkan di dalam teks;
3.      Catatan kaki diketik satu spasi dan dimulai langsung dari margin kiri untuk tulisan latin dan margin kanan untuk tulisan Arab, dimulai pada ketukan kelima di bawah garis catatan kaki;
4.      Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis, dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab baru;
5.      Cara penulisannya secara berurutan: nama pengarang (nama gelar dan tidak dibalik), koma, judul sumber/buku dengan huruf kapital setiap awal kata kecuali kata tugas, koma, jilid/juz, koma, kurung buka kemudian tempat/kota penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit kemudian kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma, dan nomor halaman diakhiri dengan titik;
6.      Judul buku dengan huruf miring (italic), kecuali berbahasa Arab maka ditulis dengan huruf tebal (bold) dan halaman (صفحة) bisa disingkat dengan hlm. atau ص. (dalam bahasa Arab), contoh : Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21, (Yogyakarta: Safiria Insania Press dan UII, 2003), Cet. 1, hlm. 15.
7.      Nama pengarang yang jumlahnya terdiri dari dua orang, maka kedua nama itu ditulis. Apabila lebih dari dua orang hanya disebutkan nama pengarang yang pertama dan setelah tanda koma dituliskan singkatan et. al. ditulis dengan huruf miring (italic) atau dkk., atauواخرون (dalam bahasa Arab). Contoh: Djaali, Pudji Mulyono dan Ramly, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta, 2000. Penulisan dalam footnote sebagai berikut : Djaali, et. al., Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta, 2000), hlm. 10.
8.      Kumpulan karangan yang dirangkum oleh editor, yang dianggap pengarangnya atau yang dicantumkan dalam catatan kaki nama editor saja. Caranya dibelakang nama editor itu dicantumkan “(ed.)” dengan italic (ed.). Bila editornya lebih dari satu maka diberi tambahan “s” (eds.), sedangkan untuk bahasa Arab ditulis dengan تحقيق .Contohnya: Mastuhu (ed.), Penelitian Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 125. Harun Nasution dan Azyumadi Azra (eds.), Perkembangan Modern dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985), hlm. 125.
9.      Apabila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang sama maka cukup dengan “Ibid.” (dicetak miring) atau نفس الر جع (dicetak tebal dalam bahasa Arab) tanpa menyebutkan halamannya lagi. Ibid. singkatan dari Ibidem yang berarti pada tempat yang sama. Sedangkan bila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang berbeda, maka dalam catatan kaki ditulis: Ibid., lalu disebutkan halamannya, contoh: Sutrisno (eds.), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 20, Ibid. (bila mengutip halaman yang sama). Ibid., hlm. 30. (bila mengutip pada halaman yang berbeda).
10.  Apabila dari sumber tersebut dikutip lagi tetapi telah diselingi oleh kutipan dari sumber lain, maka pada catatan kaki ditulis: Nama pengarang, Judul buku / sumber (jika ada lebih dari satu buku), op.cit., (italic) atau المر جع السابق(dicetak tebal dalam bahasa Arab) diikuti hlm. Adapun op.cit, singkatan daru “opere citato” yang artinya dalam karangan yang telah disebut. Sedangkan apabila dari halaman yang sama dikutip lagi tetapi telah diselingi kutipan dari sumber lain, maka ditulis loc.cit atau نفس المكا(dicetak tebal dalam bahasa Arab). Tanpa menyebutkan halaman. loc.cit. adalah singkatan dari “loco citato” yang artinya pada tempat yang telah dikutip. Contoh : Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 21. Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas, (Bandung: Pustaka, 1986), hlm. 65. Mustaqim, op.cit., hlm. 30. Fazlur Rahman, loc.cit.
11.  Apabila buku itu berjilid dan yang digunakan lebih dari satu jilid, maka bila ingin menyebutkan lagi sumber yang terdahulu harus dicantumkan nama pengarang dan nomor jilidnya. Contoh : Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1973), Cet. 3, hlm. 25. Ibid., Jilid 2, hlm. 40. Harun Nasution, op.cit., Jilid I, hlm.36. Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 75. Harun Nasution, Loc.cit., Jilid I.
12.  Kutipan yang berasal dari buku yang berbentuk bunga rampai (antologi) atau kumpulan tulisan dari beberapa penulis, cara penulisannya sebagai berikut: nama penulis, koma, tanda petik (“), judul tulisan, tanpa petik (“), koma, dalam, nama editor, koma, judul buku, (italic), koma, kurung buka, tempat terbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit, kurung tutup, koma, dan halaman. Contoh: Abdurrohma Masud, “Pendidikan Islam Kontemporer: Problem Utama, Tantangan dan Prospek”, dalam Ismail (eds.), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 278.
13.  Kutipan yang berasal dari majalah ditulis sebagai berikut : nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“—“), koma, nama majalah ditulis italic, koma, volume, koma, nomor edisi, koma, bulan, koma, tahun terbit, koma dan nomor halaman.
Contoh: Novel Ali, “Kejahatan Sebagai Akibat Lumpuhnya Pendidikan Moral”, Panji Masyarakat, XXXV, 789, April, 1994, hlm. 66.
14.  Kutipan yang berasal dari surat kabar cara penulisannya sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“—“), koma, nama surat kabar ditulis miring, koma, tempat terbit, koma, tanggal, bulan dan tahun terbit, koma, diakhiri dengan nomor halaman sesuai sumbernya. Contoh: Abdurrohman Said, “Pendidikan Agama setengah Hati”, Suara Merdeka, Semarang, 4 Juli 2003, hlm. VI.
15.  Kutipan yang berasal dari karya ilimiah yang tidak / belum diterbitkan, cara penulisannya: nama pengarang, koma, judul karangan ilmiah dengan diapit tanda petik (“—“), koma, disebutkan skripsi, tesis atau disertasi, koma, kurung buka, nama kota penyimpanan, titik dua, nama tempat penyimpanan, koma, tahun penulisan, koma, kurung tutup, koma, nomor halaman, dan keterangan tidak diterbitkan yang disingkat dengan “t.d.”sedangkan untuk Bahasa Arab ditulis dengan عخطو ط contoh: Nasirudin, “Asketisisme Hasan Al-Bashri (Tinjauan Sosio-Historis)”, Tesis Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (Yogyakarta: Perpustakaan Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000), hlm. 23, t.d.
16.  Kutipan yang berasal dari buku / kitab yang asli dan terjemahnya, angka kutipan diletakkan di belakang terjemah; sedangkan kutipan yang berasal dari buku / kitab berbahasa asing tanpa terjemah maka angka kutipan diletakkan di belakang kutipan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan antara terjemahan dari penerjemah dan penulis sendiri.
17.  Sumber kutipan yang tidak ada tempat terbitnya maka tempat terbitnya ditulis dengan singkatan tt.p. atau بدون مكان (dalam Bahasa Arab), jika tidak ada penerbitnya maka nama penerbit ditulis dengan singkatan t.p. ( بدون نا شر ) dan jika tidak ada tahun terbitnya maka ditulis t.t atau بدون تاريخ (dalam Bahasa Arab). Sedang untuk singkatan الطبعة menggunakan ط. , dan singkatan الجزء menggunakan huruf ج.
18.  Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut : nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“—“), koma, nama situs koma, nomor halaman. Contoh : Ahmad Sapari, “Kurikulum Berbasis Kompentensi”, http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml, hlm. 2.
Daftar Kepustakaan
1.      Daftar pustaka, yang merupakan keterangan mengenai bahan bacaan yang dijadikan rujukan dalam proses pembuatan skripsi, ditempatkan diakhir skripsi dengan jarak satu (1) spasi dan tidak menggunakan nomor urut. Sedangkan jarak antara dua sumber pustaka satu setengah (1,5) spasi;
2.      Daftar pustaka ditulis dengan urutan: nama pengarang (nama kedua), koma, nama lengkap (tanpa gelar), koma, judul buku dicetak miring (italic), koma, jilid atau volume, koma, tempat penerbitan, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, koma, nomor cetakan;
3.      Penulisan nama pengarang disusun secara alfabetik dengan mendahulukan nama keluarga dan marga (kalau ada) atau nama belakang, dan diketik pada ketukan pertama. Untuk singkatan mengikuti nama terakhir. Bila informasi tentang buku/sumber rujukan itu melebihi satu baris, maka baris kedua dan berikutnya diketik mulai ketukan kelima. Contoh : Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3. Sapari, Ahmad “Kurikulum Berbaris Kompetensi”,http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml.
4.      Apabila penulis terdiri dari dua orang, maka nama kedua-duanya ditulis, dihubungkan dengan kata dan, seperti Nashiruddin dan Karnadi. Apabila lebih dari dua orang, ditulis nama pertama dan diikuti kata dkk. (dan kawan-kawan) atau واخرون (dalam bahasa Arab), seperti Nashiruddin dkk. ( ناصرالدين واخرون).
5.      Apabila ada dua karangan atau lebih berasal dari pengarang yang sama, maka nama pengarang dicantumkan satu kali, lainnya cukup diganti dengan garis sepanjang lima ketukan dari garis margin kiri (tulisan latin) dan margin kanan (bahasa Arab) dan diikuti oleh koma, dengan ketentuan mendahulukan sumber pustaka yang lebih dahulu penerbitannya. Contoh : Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3. ____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986.
6.      Apabila berupa buku terjemahan maka ditulis pengarang yang asli, koma, judul buku, koma, kata terj. Atau تر جمة (dalam bahasa Arab), nama penerjemah, koma, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit diakhiri dengan titik. Contoh : Benda, Harry J., Bulan Sabit dan Matahari Terbit : Islam Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang, terj. Daniel Dhakidae, Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.
7.      Jika penulis dan tahunnya sama, sedangkan judul bukunya berbeda maka dibelakang keterangan tahun diberi kode a, b, c, dan seterusnya sesuai dengan bulan terbit. Contoh : Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1986a, Cet. 3. ____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986b.
8.      Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“—“), koma, nama situs, titik. Contoh : Sapari, Ahmad “Kurikulum Berbaris Kompetensi”, http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar