Senin, 16 Mei 2011

PANDUAN MENGEVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN SECARA KOMPREHENSIF

PANDUAN MENGEVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN  SECARA KOMPREHENSIF
Oleh Mahasiswa PPs BK 2008 UM Malang

A.          Rasionalisasi dan Tujuan Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen yang sangat penting dalam program bimbingan dan konseling perkembangan untuk menjamin   program itu sendiri. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan nilai suatu program, berbagai kegiatan di dalam program, dan para staff yang terlibat dalam program tersebut, untuk kemudian mengambil keputusan atau tindakan-tindakan di masa mendatang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui akuntabilitas program BK yang dilaksanakan.

Saat ini isu tentang akuntabilitas merupakan isu yang hangat dibicarakan pada dialog atau diskusi profesional. Pada bidang Bimbingan dan Konseling kebutuhan-kebutuhan tentang akuntabilitas sangat diperlukan. Konselor sekolah bekerja dalam kerangka kerja dari suatu program BK yang komprehensif secara meningkat akan diminta untuk menunjukkan bahwa pekerjaannya memberikan kontribusi pada kesuksesan siswa, khususnya pada pencapaian prestasi akademik siswa. Namun tidak hanya itu, konselor sekolah juga diminta untuk menunjukkan bagaimana mereka membuat sebuah perbedaan dalam kehidupan siswa. Berkaitan dengan hal tersebut ada suatu pertanyaan yang perlu kita renungkan yaitu “Apakah fokus pada akuntabilitas merupakan suatu fenomena baru atau profesi kita selalu memperhatikan perihal asesmen yang berefek pada kerja konselor di sekolah?” Dalam makalah ini pertanyaan tersebut akan dijawab dengan merunut evolusi dari akuntabilitas dilihat dari kacamata literatur profesional. Dalam hal ini kita mencoba merunut evolusi akuntabilitas dari tahun 1920 sampai tahun 2003. Pada tahun-tahun tersebut kita akan melihat secara garis besar bukti-bukti perhatian tentang adanya akuntabilitas keseluruhan program BK dan dampaknya terhadap kehidupan siswa. Akuntabilitas ini akan tercermin pada model-model BK yang akan diimplementasikan. Berikut ini beberapa contoh model evaluasi.
Para konselor dan program konseling  memainkan peran yang sangat  penting dalam membantu para guru serta staff lainnya untuk mengintegrasikan tujuan-tujuan bimbingan di sekolah dengan berbagai tujuan dan tujuan pembelajaran . Selanjutnya, evaluasi harus lah merupakan upaya kolaboratif seluruh pihak terkait yang terlibat dalam program itu sendiri. Berbagai kegiatan evaluasi akan memungkinkan para konselor dan yang lainnya untuk:
               1.   Menentukan dampak program bimbingan terhadap para siswa, jurusan, orang tua, dan iklim sekolah;
               2.   Mengetahui apakah mereka telah berhasil mencapai tujuan mereka;
               3.   Mengidentifikasi apa saja yang masih perlu di capai;
               4.   Mengidentifikasi berbagai komponen efektif di dalam program tersebut;
               5.   Menghapus atau meningkatkan berbagai komponen yang kurang efektif dalam program tersebut;
               6.   Mengadaptasi serta menyaring  proses program bimbingan dan implementasinya;
               7.   Mengidentifikasi berbagai konsekuensi yang tidak diharapkan muncul dari program tersebut (baik konsekuensi positif maupun negatif);
               8.   Mengidentifikasi berbagai area/wilayah (bahasan) yang perlu diangkat;
               9.   Membangun tujuan bagi perkembangan profesionalisme konselor;
             10. Menentukan kebutuhan para staff dan penyesuaian beban kerja;
             11. Menentukan berbagai sumber daya tambahan lainnya yang diperlukan agar program dapat terlaksana secara cermat; dan
             12.          Memberikan informasi secara akuntabel  kepada para pendidik dan masyarakat sekitar.
Sejumlah Pertanyaan Yang Perlu Dijawab Melalui (Proses) Evaluasi
Dalam bahasan ini, empat kategori pertanyaan evaluasi diajukan. Keempat pertanyaan tersebut merupakan jumlah minimum pertanyaan untuk mengevaluasi keefektifan program bimbingan dan konseling perkembangan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah :
1.   Sudah seberapa efektif kah perbaikan-perbaikan/peningkatan-peningkatan program tersebut selama ini?
2.   Apakah program tersebut memenuhi  dengan standar-standar program itu sendiri?
3.   Apakah para siswa telah menguasai kompeten dalam berbagai wilayah yang menjadi prioritas utama?
4.   Seberapa baik kah para konselor dalam menampilkan peran-peran mereka?
B.     Beberapa Model Evaluasi
1.                Evaluasi Model Bridge
Model Bridge (lihat gambar 1) didesain untuk membantu konselor sekolah merencanakan,menerapkan dan assessment atau menilai keefektifan dan pengaruh layanan program mereka. Dalam model ini, evaluasi konseling dibagi menjadi dua bagian siklus yang terjadi bersamaan (siklus evaluasi program konseling dan siklus evaluasi konteks konseling), yang mana kedua siklus tersebut menampilkan keselarasan berkelanjutan terus menerus dari layanan tersebut berdasarkan pada hasil, saran dan respon pihak-pihak terkait atau para stakeholder atau pihak yang berkepentingan dan kebutuhan populasi/siswa  yang mendapatkan layanan tersebut. Pertama, siklus evaluasi program konseling mencakup perencanaan dan penerapan berbagai strategi, intervensi dan program, pengawasan dan penyelarasan program–program tersebut dan assessment hasil yang sebelumnya telah teridentifikasi. Dalam siklus an ini terdapat empat tahapan.

               







Dalam tahap perencanaan program, informasi dikumpulkan selama proses need assessment dan identifikasi tujuan layanan dan setelah itu layanan dan program konseling direncanakan dan dikembangkan. Pada tahap ini, konselor sekolah menentukan berbagai intervensi dan program yang akan diterapkan serta sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan intervensi dan program tersebut. Pada tahap ini juga, konselor sekolah juga perlu membuat perencanaan yang seksama terkait dengan cara yang akan mereka gunakan untuk menilai hasilnya. Cara yang dapat digunakan untuk menilai hasil mencakup instrumen pra-pasca, indikator perfomansi, dan checklist. Selain data tambahan, data sekolah, data dari hasil laporan sendiri/ self-Report dan data observasi dapat digunakan juga (Gysbers & Henderson, 2000; Studer & Sommers 2000).
        Selama tahap implementasi  program, konselor sekolah mulai memulai melakukan program dan layanan. Tahap ini kadang mengacu pada evaluasi formatif karena penyampaian atau pemberian layanan dibentuk dan oleh masukan/input  dari siklus evaluasi konteks. Dalam tahap penyelarasan dan pengawasan program, konselor sekolah menentukan apakah sejumlah penyesuaian perlu dilakukan terhadap program atau intervensi tersebut berdasarkan data dan umpan balik sebelumnya.
        Kemudian selama tahap assessment hasil pada siklus evaluasi program, konselor sekolah mengumpulkan data akhir dan menganalisa data-data tersebut sekolah yang memiliki keterbatasan pengetahuan keterbatasan pengetahuan dan pelatihan dalam bidang metode penelitian mungkin perlu berkonsultasi dengan teman sejawat atau supervisor untuk meminta bantuan mereka terkait dengan analisa. Pengunaan program software untuk menganalisa data (seperti, SPSS, SAS, Microsoft EXCELL) dapat membantu mempercepat interpretasi dan presentasi data.
  Model bridge dalam model ini menampilkan pengkomunikasian hasil program kepada pihak-pihak terkait yang berkepentingan. Pengelola sekolah, orang tua, pegawai kantor urusan pendidikan dan konseling, konselor sekolah lainnya dan para guru adalah beberapa dari pihak-pihak terkait yang mungkin memiliki investasi penting terhadap  keberhasilan siswa. Mengkomunikasikan hasil program ke pihak-pihak terkait menunjukkan bahwa konselor memiliki  posisi yang produktif dan hal ini dapat membantu konselor sekolah dalam  mendukung layanan yang mereka berikan dan meningkatkan permintaan akan layanan mereka (Ernst & HIebert, 2002). Komunikasi hasil dapat berupa beberapa bentuk termasuk laporan, ringkasan, presentasi dan diskusi.
     Siklus evaluasi konteks konseling adalah siklus kedua dalam model ini. Siklus ini mencakup umpan balik dari pihak-pihak terkait dan menggunakan umpan balik tersebut bersama-sama dengan hasil yang diperoleh dari assessment untuk merencanakan program yang berkelanjutan. Selanjutnya, need assessment  dilakukan juga selama siklus ini sehingga tujuan yang ingin dicapai program tersebut tetap terikat dengan kebutuhan populasi (siswa) yang diberi pelayanan.
Selama tahap umpan balik dari pihak-pihak yang terkait, konselor sekolah dengan aktif mengumpulkan umpan balik berdasarkan pada hasil yang telah dikomunikasikan. Ketika pihak yang terlibat merasa mereka juga memiliki hak untuk bersuara/ memberi saran dalam  perencanaan dan penerapan berbagai layanan yang diperlukan, mereka cenderung mendukung usaha-usaha dalam meningkatkan layanan tersebut secara berkelanjutan (Ernst & Hiebert 2002). Setelah mendapat  umpan balik, konselor sekolah akan mulai melakukan perencanaan strategi yang mencakup pengkajian ulang dan revisi misi dan tujuan dari program konseling sekolah secara menyeluruh. Tahap ini didalam konteks di mana program konseling sekolah tersebut diselenggarakan dan mempertimbangkan pengaruh program terhadap keseluruhan misi dan tujuan sekolah.
Tahap need assessment  memberikan konselor sekolah berbagai informasi penting yang akan mendesain dan mendefinisikan kembali program konseling sekolah secara keseluruhan beserta layanan yang ditawarkan didalam program tersebut. Need assessment tidak hanya  mencakup kebutuhan populasi tetapi juga kebutuhan dari pihak-pihak terkait lainnya seperti pihak pengelola sekolah, orang tua, dan para guru. Need assessment  yang komprehensif akan mengumpulkan informasi dari berbagai macam sumber dan harus direncanakan dengan tujuan yang jelas (Royse, Thyer, Padgett & Logan, 2001).
Identifikasi tujuan/sasaran  layanan harus didasarkan pada hasil-hasil utama yang ingin  dicapai oleh layanan konseling, perencanaan strategis berdasarkan umpan balik pihak-pihak yang terkait, dan hasil dari need assessment. Komponen penting dari penerapan suatu program adalah penyusunan intervensi dan strategi yang memiliki tujuan.sasaran  yang didesain dengan jelas. Jika program yang diterapkan tidak memiliki tujuan yang teridentifikasi dengan jelas, program tersebut tidak dapat dievaluasi keefektifannya secara tepat. Ketika tujuan layanan telah terbentuk dan teridentifikasi dengan jelas, maka seluruh siklus evaluasi akan dimulai lagi  dari siklus evaluasi konteks konseling dengan memberikan umpan balik kepada perencanaan program pada siklus evaluasi program konseling.
2.   Evaluasi BK Komprehensif
Evaluasi program BK secara komprehesif, menurut Gysbers dan Henderson meliputi evaluasi program, pelaksanaan dan hasil. Evaluasi program BK merupakan isu profesional penting yang dibahas sejak tahun 1920-an (Gysbers, 2004). Dewasa ini masalah evaluasi semakin menjadi penting untuk menunjukkan bahwa konselor sekolah telah bekerja maksimal memberikan kontribusi bagi keberhasilan siswa, terutama prestasi akademik, yang merupakan bagian dari No Child Behind Act (P.L. 107-110).
Tiga jenis evaluasi yang diperlukan konselor sekolah untuk menunjukkan bahwa mereka berkerja dalam kerangka kerja program BK yang komprehensif untuk memberikan kontribusi bagi keberhasilan siswa secara keseluruhan. Ketiga jenis evaluasi tersebut adalah : evaluasi personil,  evaluasi Program, dan evaluasi hasil.
3.      Gagasan Implementasi Evaluasi BK Komprehensif
Setiap jenis evaluasi penting, namun perlu diperhatikan keterkaitan antara satu jenis evaluasi dengan jenis lainnya. Program yang dibuat perlu dievaluasi (evaluasi program) sejauh mana dapat dilaksanakan (evaluasi pelaksanaan) dan bermanfaat untuk mencapai hasil yang diinginkan.
a.             Evaluasi Personil
                  Evaluasi personil merupakan prosedur yang digunakan untuk menilai efektivitas pekerjaan konselor sekolah dalam kerangka kerja program BK komprehensif. Penilaian yang diberikan berkaitan dengan efektivitas konselor sekolah dengan menggunakan standar, kriteria, dan deskriptor kinerja personil  yang telah ditetapkan dalam kerangka kerja program BK komperhensif (Gysbers & Henderson, 2006; Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah negara bagian Missouri, 2000). Standar kinerja personil merupakan pengukuran perbandingan/membandingkan yang digunakan untuk membuat penilaian tentang ruang lingkup kinerja konselor sekolah dalam program BK komprehensif. Setelah sejumlah/beberapa standar kinerja personil dispesifikasikan, dimana standar-standar kinerja tersebut sepenuhnya mewakili program komprehensif secara lengkap, maka dibuatlah (secara tertulis) beberapa kriteria dan deskriptor untuk tiap-tiap standar yang mencerminkan spesifikasi tiap aspek penting dari standar tersebut. Diperlukan kriteria dan deskriptor dalam jumlah yang memadai/cukup untuk memastikan para evaluator bahwa seluruh aspek penting dari tiap standar kinerja personil telah teridentifikasi dan dapat dievaluasi.
Seperti apakah standar-standar, kriteria, dan deskriptor kinerja personil? Untuk menggambarkan hal tersebut, berikut ini sebuah contoh standar dengan/yang terdiri dari dua kriteria dan beberapa deskriptor dari buku Guidelines for Performance-Based Professional School Counselor Evaluation (Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah negara bagian Missouri,  2000).
Standar 1: Konselor sekolah (yang profesional) mengimplementasikan/ menerapkan komponen kurikulum bimbingan dengan menggunakan ketrampilan instruksional/mengajar/pembelajaran yang efektif dan perencanaan sesi kelompok terstruktur/structured group session (yang direncanakan secara seksama)  bagi semua siswa.
Kriteria 1: Konselor sekolah (yang profesional) mengajarkan materi bimbingan secara efektif, meliputi :
a.       Merencanakan materi-materi yang perlu dikuasai oleh siswa berdasarkan kebutuhan-kebutuhan siswa.
b.      Menggunakan strategi-strategi instruksional/pembelajaran yang efektif.
c.       Menciptakan/membangun lingkungan yang kondusif agar siswa dapat belajar dengan menggunakan/menerapkan teknik-teknik pengelolaan kelas yang efektif.
d.      Dan lain-lain
 
Kriteria 2: Konselor sekolah (yang profesional) mendorong agar ada keterlibatan dari para staf untuk memastikan bahwa kurikulum bimbingan diimplementasikan/diterapkan secara efektif. Kerja/kinerja konselor sekolah meliputi:
a.         Bekerja sama dengan atau membantu guru mengembangkan dan/atau memberikan/mengajarkan materi bimbingan secara efektif.
b.        Berfungsi sebagai sumber daya (bisa jadi nara sumbernya, atau pemberi materi) berkenaan dengan materi-materi bimbingan yang sedang diberikan/diajarkan.
c.         Memberikan in-service training/pelatihan bagi para guru tentang hal-hal/materi yang berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling

Di negara bagian Missouri, evaluasi konselor sekolah yang menggunakan standar, kriteria, dan deskriptor yang dapat dilihat pada dokumen panduan/Guidelines, baik secara formatif dan sumatif.

b.         Evaluasi Program
Evaluasi program merupakan prosedur yang digunakan untuk menentukan sejauhmana program BK  komprehensif daerah/sekolah tertentu sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan berfungsi sepenuhnya. Penilaian yang diberikan terletak pada kondisi suatu program tertentu dengan menggunakan standar dan kriteria evaluasi program yang ada didalam kerangka kerja program BK komprehensif (Gysbers & Henderson, 2006). Jumlah standar dan kriteria evaluasi program yang digunakan haruslah memadai/cukup untuk memastikan bahwa program BK komprehensif tersebut benar-benar komprehensif adanya.
Setelah standar-standar dan kriteria yang sepenuhnya dapat mencerminkan program BK komprehensif, maka dibuat skala nilai untuk setiap kriteria tersebut yang dapat berkisar dari poin 5 sampai dengan 6 atau 7. Kadang kala dibuat pula pedoman skoring yang dapat menjadi acuan bagi para evaluator. Pedoman evaluasi tersebut dapat pula mencakup beberapa contoh evaluasi bagi para evaluator dan sejauh mana(poin) standar dan kriteria yang pantas diberikan untuk contoh evaluasi     tersebut.
Seperti apakah standar-standar evaluasi program tersebut? Untuk menggambarkan contohnya, berikut contoh standar dengan beberapa kriteria contohnya.
Standart 2: Para siswa mendapatkan layanan responsif yang membantu mereka (para siswa) dalam membahas/mengangkat  berbagai isu dan hal-hal penting yang dapat mempengaruhi  perkembangan pribadi, akademik, sosial dan karier siswa.
Adapun kriteria yang ditetapkan :
Kriteria 1: Layanan konseling individu tersedia bagi seluruh siswa yang sedang mengalami berbagai permasalahan yang mengganggu perkembangan mereka.
Konseling kelompok kecil tersedia bagi seluruh siswa yang sedang mengalami berbagai permasalahan yang mengganggu perkembangan mereka.
Untuk menilai sejauh mana (tingkatan) tiap kriteria telah diterapkan/ diimplementasikan, maka dapat dikembangkan skala hingga poin 7, sebagai berikut:

1
2
3
4
5
6
7
Mulai Diimplementasikan

Telah diimplementasikan sebagian
Telah diimplementasikan sepenuhnya/secara keseluruhan


c.          Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil merupakan prosedur yang digunakan untuk mengetahui dampak dari program dan pelaksanaan (kegiatan serta layanan) BK komprehensif bagi keberhasilan/prestasi siswa, terutama pada prestasi akademik siswa. Hasil yang diharapkan dari evaluasi hasil meliputi: kehadiran, kedisiplinan, nilai rata-rata kelas, dan tingkah laku siswa di dalam kelas. Perubahan-perubahan positif seperti yang telah disebutkan di atas lebih diharapkan sebagai akibat dari partisipasi siswa dalam kegiatan program BK komprehensif.
Konselor sekolah disarankan untuk mengembangkan dan melaksanakan perencanaan evaluasi berbasis hasil sebagai bagian dari keseluruhan pelaksanaan program BK komprehensif di sekolah. Hasil yang ditentukan dalam perencanaan tersebut berasal dari perencanaan pengembangan sekolah secara komprehensif, misi (program) BK, dan perencanaan strategi. Jika pendekatan ini menjadi pendekatan yang dipilih, maka perencanaan yang ditentukan harus mencakup hasil spesifik yang ingin dicapai, bagaimana seluruh kegiatan atau layanan tersebut akan diberikan, dan siapa yang akan melakukan kegiatan dan layanan tersebut, desain evaluasi yang akan digunakan, bagaimana pengumpulan dan analisa data akan dilakukan, dan laporan seperti apakah (presentasi power point) yang akan dipersiapkan dan kepada siapa saja laporan tersebut akan dipresentasikan.
Dalam merancang perencanaan evaluasi hasil, dapat digunakan beberapa jenis data. Jenis data yang pertama, yaitu data proses, menggambarkan kegiatan BK dan layanan apa saja kah yang disediakan, dan kapan serta untuk siapa sajakah kegiatan dan layanan BK tersebut. Data ini memberikan bukti bahwa kegiatan dan layanan bimbingan dan konseling ini benar-benar tersedia. Jenis data yang kedua ialah data persepsi.
4.     Lampiran-Lampiran
a.       Evaluasi Personil

School Guidance Counselor


PROFESSIONAL SELF-REPORT


School Guidance Counselor
     
Date
     




Directions to the School Guidance Counselor:
Please respond to each of the following questions, and submit your completed form to the designated evaluator(s) by the date specified by your school district.
1.       
As a school guidance counselor, what are your professional strengths? How did you make this determination? How have you built on these strengths so far, and/or how will you do so in the future?

     


2.       
As a school guidance counselor, what are your professional weaknesses? How did you make this determination? What have you done so far to remediate or compensate for these weaknesses, and/or what are your future plans for improvement?

     


3.       
What are your plans for continuously improving the guidance and counseling program in your current setting?

     


4.       
What are the greatest challenges to implementing the guidance and counseling program in your current setting, and how do you plan to address these challenges?

     


5.       
What are your goals and plans for continued professional development?

     

REFLECTION ON COUNSELING SESSION

Counselor’s Name:
     
  School:
     




Number of Students:
     
  Grade Level(s):
     




Length of Session:
     
  Date of Session:
     

Instructions to the school guidance counselor: Please complete information below for the counseling session that was observed for your ADEPT evaluation (Performance Dimension 4: “Providing Guidance and Counseling Services”). Complete a separate form for each session that was observed. Submit your completed form to your evaluator within seven calendar days of the observation.
1.      Describe your initial assessment of the student(s). Consider the following questions as you prepare your response: How did you determine the counseling needs of the student(s)? What counseling needs did you identify? What cultural and/or background issues did you identify? What are the key counseling issues/long-term counseling goals for the student(s)?
     
2.      Describe the previous counseling services that you have provided to the student(s). Consider the following questions as you prepare your response: How frequently are counseling services scheduled for the student(s)? On what basis are counseling services provided to the student(s) [e.g., individual or small group]? How long have counseling services been provided to the student(s)? At what point are you in the counseling process with the student(s) (i.e., near the beginning, in the middle, or nearing completion)? What factors have facilitated and/or impeded the counseling process with the student(s)?  
     
3.      Describe the current counseling session. Consider the following questions as you prepare your response: What were the objectives of this session? How did you establish and maintain rapport with the student(s)? What specific counseling processes and/or techniques did you use during the session? What mental notes did you make during the session?
     
4.      Reflect on the session. Consider the following questions as you prepare your response: To what extent were the session objectives accomplished, and how did you make this determination? If you had the opportunity to conduct this session again with this/these student/s, what adjustments would you make, if any, and why? What plans do you have for subsequent counseling sessions with the student(s)? How will you determine when counseling services are no longer necessary for the student(s)?
     
5.      Provide additional comments. (optional)
     

CONSULTATION SURVEY

In order to provide effective school consultation services through the guidance and counseling program, your assistance is needed.  Please complete the following items as they relate to the consultation services that you recently received from the school guidance counselor.  Your input is appreciated. Thank you.
1.      I am                       r a student.
                                    r a parent or guardian.
                                    r a classroom educator or support personnel.
                                    r an administrator.
                                    r other (please describe___________________________).
2.      My request for consultation services was made by          r self referral.
                                                                                                r other referral.
3.  The consultation services that I required were      r personal/social.
                                                                                                r academic.
                                                                                                r career.
                                                                                                r referral.
r other (please describe        
______________________).
4.    Please circle the number that corresponds to your response to each of the following statements:

The school guidance counselor
Strongly
Disagree
Disagree
Neutral
Agree
Strongly Agree
a.    responded to my request for consultation services in a timely manner.
1
2
3
4
5
b.    was easy to relate to.
1
2
3
4
5
c.    was knowledgeable about dealing with my request.
1
2
3
4
5
d.    handled my situation effectively.
1
2
3
4
5
e.    made me feel positive about school consultation services.
1
2
3
4
5










5.    Additional comments or feedback (optional).
b.      Evaluasi Program




 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar