Kamis, 21 April 2011

PENGERTIAN, MANFAAT PERENCANAAN PENGAJARAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM PENGAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

            Kita berbicara mengenai pengertian, manfaat Perencanaan dan Penyusunan Program Pengajaran dalam rangka mempermudah dalam menjalankan atau mengemban tugas guru itu sendiri. Hal ini berguna yakni agar tidak terjadi kekacauan dalam masalah menjalankan tugasnya sebagai guru. Rencana atau perencanaan adalah suatu pedoman untuk dilaksanakan dimasa yang akan datang agar tercipta sesuatu yang optimal atau sesuai dengan apa yang diinginkan tentunya hal ini tidak lepas dari penyusunan program pengajaran yang baik dan tentunya tidak lepas dari kompetensi atau kemampuan dari seorang guru. Kemampuan atau kompetensi guru harus memperlihatkan prilaku yang memungkinkan mereka yang menjalankan tugas profesional dengan cara yang paling diingini, tidak sekedar menjalankan kegiatan pendidikan bersifat rutinitas.
            Guru melaksanakan tugas tidak untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk kepentingan Negara yaitu mendidik anak bangsa. Guru melaksanakan tugas mendidik dan mengajar, tidak karena takut kepada pimpinan atau atasannya secara birokratis, tetapi karena kesadaran mengemban jabatan profesional guru atas dasar kemampuan  ataukompetensi yang dimilikinya.
            Oleh karena itu, guna mendapatkan pemahaman yang benar tentang masalah ini sehingga kami ingin membahasnya secara mendalam melalui makalah yang sederhana ini. Dengan judul Pengertian, Manfaat Perencanaan Pengajaran dan Penyusunan Program Pengajaran, Dengan makalah yang sederhana ini mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua dalam rangka untuk pehaman yang benar mengenai hal ini. Berpijak pada pepatah tidak ada gading yang tidak retak dan tidak ada final dalam menuntut ilmu kecuali ajal sudah menjemput. Guna untuk menyempurnakan makalah yang sederhana ini diperlukan saran, kritik, pendapat untuk menyempurnakannya.


BAB II
PENGERTIAN, MANFAAT  PERENCANAAN PENGAJARAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM PENGAJARAN
A.       Pengertian Perencanaan Pengajaran
Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah dikenal oleh hampir setiap orang. Kita mengenal rencana pembangunan, perencanaan pendidikan dan sebagainya. Definisi mengenai perencanaan memang diperlukan agar dalam uraian selanjutnya tidak terjadi kesimpangsiuran. Definisi pada umumnya merupakan suatu pintu gerbang untuk memasuki pengertian-pengertian yang ada kaitannya dengan istilah yang dipakai, dalam hal ini perencanaan. Namun hingga saat ini belum didefinisikan secara resmi dan hingga kini perencanaan itu sendiri belum merupakan suatu disiplin ilmu sendiri.
Supaya diperoleh suatu komitmen atau kesepakatan, sehingga kesimpangsiuran atau kesalahpahaman dapat dihindarkan, langkah awal yang ditempuh adalah mengemukakan pengertian perencanaan pengajaran. Upaya untuk dimaksud itu dilakukan dengan mengemukakan beberapa batasan atau definisi.
Kaufman mengatakan perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, di dalamnya mencangkup elemen-elemen :
a.       Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
b.      Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan
c.       Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan.
d.      Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.
e.       Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.
f.       Identifikasi strategi alternative yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk didalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.[1]
      Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahaman diatas, maka perencanaan mengadung enam pokok pikiran yakni :
1.      Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2.      Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3.      Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha,
4.      Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan alternative yang mungkin ditempuh.
5.      Pemilaihan altenatif yang paling baik, dalam arti mempunyai efektifitas dan efesiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
6.      Altenatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi pedoaman dalam mengambil keputusan apabila akan dilaksanakan.[2]
Berikut akan dikemukakan pendapat Banghart dan Albert Trull. Mereka tidak memberikan batasan perencanaan pengajaran secara eksklusif, melainkan mangatakan bahwa dalam rangka mengerti makna perencanaan pengajaran dapat dilahar dari 3 dimensi, yakni karekteristik prencanaan pengajaran berusaha menggambarkan sifat-sifat aktivitas perencanaan pengajaran. Bicara tentang dimensi perencanaan  pengajaran, berkenaan dengan luas dan cakupan aktivitas perencanaan yang mungkin dalam system pendidikan. Pembicaraan tentang kendala-kendala berkaitan dengan adanya beberapa faktor pembatas atau penghalang. Merupakan karekteristik perencanaan pengajaran adalah :
a.       Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang.
b.      Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika informasi yang masuk mengharapkan demikian.
c.       Perencanaan terdiri dari beberapa ktivitas, aktivitas itu banyak ragamnya, namun dapat dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan pengarahan.
d.      Perencanaan pengajaran berkaiatan dengan pemilihan sumber dana, sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah penggunaan dan salah dalam memanajemennya.[3]
Bicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cangkupan dan sifat-sifat dari beberapa karekteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien, yakni :
1.      Signifikasi. Tingkat signifikasi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang diajukan. Dalam mencapai tujuan itu, mengambil keputusan perlu mempunyai garis pembimbing yang jelas dan mengajukan criteria evaluasi sekali keputusan telah diambil dan tujuan telah ditentukan, setiap pengamat pendidikan dapat mengadakan evaluasi kontribusi perencanaan, dan signifikasi dapat ditentukan berdasarkan kreteria-kreteria yang dibangun sesame proses perencanaan.
2.      Feasibilitas. Maksudnya perlu dipertimbangkan feasibilitas perencanaan pengajaran. Salah satu faktor penentu adalah otoritas political yang memadai, sebab dengan itu feabisibilas teknik dan estimasi biaya serta aspek-aspek lainnya dapat dibuat dalam pertimbangan yang realistic.
3.      Relevansi. Konsep ini berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pengajaran memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara opimal.
4.      Kepastian atau definitiveness. Diakui bahwa tidak semua hal-hal yang sifatnya kebutulan dapat dimasukan dalam perencanaan pengajaran, namun perlu diupayakan agar sebanyak mungkin hal-hal tersebut dimasukan dalam pertimbangan. Penggunaan teknik atau metode simulasi sangat menolong mengantipasi hal-hal tersebut. Konsep kepastian menimbulkan atau mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
5.      Ketelitian atau parsimoniusness. Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitive kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen. Dalam penerapan prinsip ini berarti diperlukan waktu yang lebih banyak dalam menggali beberapa alternative, sehingga perencanaan dan mengambil keputusan dapat mempertimbangkan alternative mana yang paling efisien.
6.      Adaptabilitas. Diakui bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamik, sehingga perlu senantiasa mencari informasi sebagai umpan balik atau balikan. Kalau perencanaan pengajaran sudah lengkap, penyimpangan-penyimpangan sedah semakin berkurang dan aktivitas-aktivitas spesifik dapat ditentukan. Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan pengajaran yang fleksibel atau adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7.      Waktu. Faktor-faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam memperediksi masa depan, juga validasi dan realibilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8.      Monitoring atau pemantauan. Termasuk di dalamnya adalah mengembangkan kreteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif. Ukurannya dibangun untuk selama pelaksanan pengajaran, namun perlu diberi pertimbangan tentang toleransi terbatas atas penyimpangan perencanaan. Menjamin agar pelaksanaan dapat mulus, perlu dikembangkan suatu prosedur yang memungkinkan perencanaan pengajaran menentukan alasan-alasan mengadakan variasi dalam perencanaan.
9.      Isi perencanaan. Dimensi terakhir adalah hal-hal yang akan direncanakan. Perencanaan pengajaran yang terbaik perlu memuat :
a.       Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan
b.      Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c.       Tenaga manusia, yakni mencangkup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
d.      Bangunan fisik mencangkup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan bangunan fisik lain.
e.       Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.
f.       Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi dan pengawasan program dan akotivitas kependidikan yang direncanakan.
g.      Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.
    Batasan lain yang dikemukakan adalah pendapat Philip Commbs. Beliau mengatakan dalam arti yang luas, perencanaan pengajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis   sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakatnya.[4]
    Definisi-definisi diatas masih perlu disempurnakan untuk dapat menyatakan secara jelas dan tegas apakah sebenarnya perencanaan pengajaran itu, khususnya untuk pendidikan dinegara kita ini. Penyempurnaannya mungkin dapat dilakukan dengan mengawinkan dua definisi terakhir yaitu definisi yang dikemukakan oleh C.E Beeby dan definisi berikutnya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan belum merumuskan satu definisi, namun kita sudah melaksanakan perencanaan pengajaran secara sungguh-sungguh sejak tahun 1968. Dalam kenyataan perencanaan pengajaran diindonesia tidak jauh berbeda dengan perencanaan Bappennas. (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dan mencangkup ketiga unsure pokok seperti yang sudah disebutkan diatas. Perencanaan pengajaran diindonesia merupakan suatu proses penyusunan alternative kebijakan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang sosial ekonomi, sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara meyeluruh terhadap pendidikan nasional. Definisi ini memperlihatkan suatu tanggung jawab pendidikan yang besar sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa.[5]

B.     Manfaat atau Faedah Perencanaan Pengajaran

Perecanaan pengajaran sebelum melakukan pembelajaran di kelas sangat penting dilakukan. Oleh karena itu, hendaknya perencanaan pengajaran disusun atau direncanakan dengan baik dan matang sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Manfaat yang didapat dari perencanaan pengajaran yang baik antara lain:
  • Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan
  • Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran
  • Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik guru maupun murid
  • Sebagai alat ukur keefektifan suatu proses pembelajaran sehingga setiap saat dapat diketahui ketepatan dan kelambanan kerja
  • Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja
  • untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya
Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan pembelajaran tercapai misalnya :
  1. Persiapan sebelum mengajar
  2. Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
  3. Tingkat intelegensi siswa
  4. Materi pelajaran yang akan disampaikan
Faedah dari perencanaan perencanaan antara lain :
1. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif.
Yang dimaksud disini adalah maka seorang guru bisa memberikan materi pelajaran dengan baik karena ia harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap, tegas dan fleksibel.
2. Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru yang baik.
Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan adanya pertumbuhan berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus. Oleh karena itu timbul pertanyaan, pertanyaannya adalah Bagaimana cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif yang dijadikan pedoman dalam setiap kali membuat perencanaan ?
Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai dari pertanyaan tadi yakni :
  1. Persiapan terhadap situasi
Mancakup : tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum harus dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan pengetahuan saudara dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel  faktor masalah dan menghadapi situasi kelas.
  1. Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi
Maksud ; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tsb atau dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan dihadapi selain dari pada faktor intern siswa tsb ( laki- laki dan Pr) seorang guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan serta khusus dari pada siswa tsb.
  1. Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran
Yang menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa harus dimiliki seorang guru mencakup antara lain : Pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat- alat evaluasi.
  1. Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan
Yang dimaksud dengan ini : Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan kepada siswa yang harus terdapat batas- batas, luas dan urutan- urutan pengajaran perlu di persiapkan.
  1. Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai
    1. metode ceramah
    2. metode tanya jawab dan diskusi
  1. Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga
Misal : kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi dalam belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang mempertinggi komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.
  1. Persiapan dalam jenis teknik evaluasi
Tujuan evaluasi : sampai sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan yang saudara terapkan.
C.    Penyusunan Program Pengajaran
Sesuai dengan kurikulum pendidikan pendidikan dasar  Sembilan tahun dan SMU, bahwa dalam penyusunan program pengajaran perlu diperhatikan komponen-komponen penting berikut ini :
1.      Penguasaan materi pelajaran
2.      Analisis hasil materi pelajaran
3.      Program tahunan dan program caturwulan
4.      Program satuan pelajaran/persiapan mengajar
5.      Rencana pengajaran.
Kelima komponen tersebut merupakan perangkat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang harus dibuat oleh setiap guru sebelum mengajar. Kelima hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
1.   Penguasaan Materi
Penguasaan materi bagi guru merupakan hal sangat menentukan khususnya dalam proses belajar mengajar yang melibatkan guru mata pelajaran.
a.       Ruang lingkup materi yang harus dikuasai oleh guru dan siswa
Bagi guru :
                Bila siswa menguasai materi minimal seperti yang tercantum dalam GBPP, maka guru tentu saja harus menguasai lebih dari apa yang  tercantum dalam GBPP. Oleh karena itu, idealnya buku teks untuk tiap mata pelajaran harus ada :
·            Buku sumber untuk siswa yang membahas materi yang dituntut GBPP.
·            Buku sumber pegangan guru yang membahas perluasan materi yang dituntut GBPP.
Antara lain termasuk latar belakang materi, konsep-konsep dasar dan perkembangan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bagi siswa :
Materi yang harus dikuasai secara minimal oleh siswa adalah materi yang tercantum dalam GBPP. Bila memungkinkan siswa dapat diberi program pengayaan baik secara horizontal maupun vertical tentang materi pelajaran yang dipelajarinya.
b.      Usaha meningkatkan penguasaan materi
Ada beberapa alternative dalam upaya meningkatkan penguasaan materi bagi guru, antara lain sebagai berikut :
1.      Melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Pendalaman materi dari guru, oleh guru, dan untuk guru.
2.      Melalui buku sumber yang tersedia atau kegiatan mandiri.
3.      Malalui ahli/ilmuan yang bersangkutan.
4.      Melalui kursus pendalaman materi (AMP).
5.      Melalui pendidikan khusus.

c.       Funsi kegiatan pendalaman materi.
1.      Meningkatkan kepercayaan diri akan kemampuan profesionalnya sehingga tidak ragu lagi dalam mengelola PBM.
2.      Memperdalam dan memperluas wawasan atas konsepsi tinjuan akademis dan aplikasinya sehingga dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan analisis materi pelajaran (AMP).
d.      Langkah pembinaan untuk pendalaman materi bagi guru
Persiapan :
        Diberikan tes pengusaan materi esensial atau kuisioner. Dari hasil tes ini kita analisis, materi esensial mana yang sebagian besar belum dikuasai. Materi-materi yang belum dikuasai inilah yang menjadi sasaran pandalaman materi.

Pelaksanaan :
        Pelaksanaan pembinaan pendalaman materi dapat dilakukan ;
1.      Melalui MGMP
2.      Melalui buku sumber atau inisiatif individu/kelompok baik pada wadah MGMP atau yang lain.
3.      Ceramah ilmiah dari ahlinya dengan menggunakan studi kasus.
2.  Analisis Materi Pelajaran
a.       Pengertian
Analisis materi pelajaran (AMP) adalah hasil dari kegiatan yang berlangsung sejak seseorang guru mulai meneliti isi GBPP kemudian mengkaji materi dan menjabarkannya serta mempertimbangkan penyajiannya.
        AMP adalah salah satubagian dari rencana kegiatan belajar mengajar yang berhubungan erat dengan materi pelajaran dan strategi penyajiannya.
b.      Funsi
AMP berfungsi sebagai acuan untuk menyusun program pengajaran yaitu program tahunan, program caturwulan, program satuan pelajaran/persiapan mengajar, dan rencana pelajaran.
3.  Program Tahunan dan program caturwulan.
a.       Pengertian
             Program tahunan dan caturwulan adalah bagian dari program pengajaran. Program tahunan memuat alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan dalam satu tahun pelajaran.
             Program caturwulan merupakan salah satu bagian dari program pengajaran yang memuat alokasi waktu untuk setiap satuan bahasan pada setiap caturwulan.

b.      Fungsi
        Program tahunan berfunsi sebagai acuan untuk membuat program caturwulan. Program caturwulan berfunsi sebagai berikut :
·         Acuan menyusun program satuan pelajaran/persiapan mengajar
·         Acuan kalender kegiatan belajar mengajar
·         Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penggunaan waktu belajar efektif yang tersedia.
4.   Persiapan mengajar
a.       Pengertian
Persiapan mengajar merupakan salah satu bagian dari program pengajaran yang memuat satuan bahasan untuk disajikan dalam beberapa kali pertemuan.


b.      Fungsi
        Persiapan mengajar dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana pelajaran, sehingga dapat berfunsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan berjalan efisien dan efektif.
c.       Persiapan mengajar yang baik harus memenuhi kreteria
1.      Materi dan tujuan mengaju pada GBPP
2.      Proses belajar mengajar menunjang pebelajaran yang aktif dan mengacu pada analisis meteri pembelajaran (AMP).
3.      Terdapat keselarasan antara tujuan, materi dan alat penilaian.
4.      Dapat dilaksanakan.
5.      Mudah dimengerti/dipahami
d.      Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.      Persiapan mengajar dapat terdiri dari beberapa kali pertemuan dan minimal mengguanakan waktu 4 jam pelajaran.
2.      Penilaian proses belajar dilakukan selama proses belajar mengajar dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai.
3.      Ulangan harian diadakan pada setiap akhir bahan/kajian pokok bahasan.
4.      Pada setiap pertemuan terdapat kegiatan :
·         Pendahuluan yang meliputi motivasi dan apersepsi yaitu menyakan materi pelajaran yang lalu atau melakukan korelasi dengan lingkungan/mata pelajaran.
·         Kegiatan inti yaitu pengembangan konsep dan penerapan (latihan soal-soal)
·         Penutup berupa kesimpulan, penugasan atau penekanan/penguatan materi.

5.   Rencana pengajaran
a.       Pengertian
      Rencana pengajaran merupakan persiapan guru mengajar untuk tiap pertemuan.
b.      Fungsi
      Rencana pengajaran berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar dikelas agar lebih efisien dan efektif.
c.       Komponen utama rencana pengajaran.
1.      Tujuan belajar khusus
2.      Materi pelajaran
3.      Kegiatan pembelajaran
4.      Alat penilaian proses
6.  Analisis hasil ulangan Harian.
a.       Pengertian
      Ulangan harian adalah tes yang dilakukan pada akhir satuan bahasan/pokok bahasan/satuan pelajaran.
b.      Fungsi
      Untuk mendapatkan umpan balik tengtang tingkat daya serap siswa terhadap materi pelajaran untuk satu satuan bahasan baik secara perseorangan maupun klasikal/kelompok.
c.       Tujuan
1.      Menentukan telah tercapai/tidaknya ketuntasan belajar baik perseorangan maupun klasikal.
2.      Menentukan program perbaikan dan pengayaan dan nilai kemajuan belajar siswa.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
         Menurut Kaufman perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai
                 Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Sesuai dengan kurikulum pendidikan pendidikan dasar  Sembilan tahun dan SMU, bahwa dalam penyusunan program pengajaran perlu diperhatikan komponen-komponen penting berikut ini :
1.      Penguasaan materi pelajaran
2.      Analisis hasil materi pelajaran
3.      Program tahunan dan program caturwulan
4.      Program satuan pelajaran/persiapan mengajar
5.      Rencana pengajaran.
Kelima komponen tersebut merupakan perangkat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang harus dibuat oleh setiap guru sebelum mengajar. Sehingga diperoleh hasil yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan.
Saran :
                  Untuk meyempurnakan makalah yang sederhana ini saya mengharapkan saran dan krtik agar tersempurnanya makalah ini. Dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk pemabaca khususnya untuk saya sendiri.. Terimakasih

 DAFTAR PUSTAKA

-          Harjanto, (2008), Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta
-          Coombs Philip. H (1982), Apakah Perencanaan Pendidikan Itu (terj), Jakarta : Bhatara Karya Akasara
-          Usman Moh. Uzer (1995), Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
-       Enoch Jusuf (1992), Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
-       Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan tinggi, Materi Dasar Pendidikan Akta Mengajar V. Buku II B Perencanaan Pendidikan, 1983/1986
-       Warnet / internet ( diantaranya Http: fitribarokah01.tripod.com/karya.htm dan sebagainya ).


[1] Roger A. Kaufman, Educational System Planning, (New Jersey Prentice Hall, Inc., 1972). Hal. 6-8.
[2] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Materi Dasar Pendidikan Akta Mengajar V, Buku II B Perencanaan Pendidikan, 1983/1986, p. 2.
[3] Frank W. Banghart dan Albert Trull, Jr., Educational Planning, (New York : Collier-Mecmilan Limited), hal. 4-15.
[4] Philip H. Commbs, Apakah Perencanaan Pendidikan Itu, (terj), Bhatera Karya Aksara, Jakarta, 1982, p. 1-3
[5] Prof. Dr. Jusuf Enoch, M.A,. Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1992, hal. 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar